Bang Dailami: Miris, Ibu-Ibu Berdesakan Beli Telur Pecah
Semakin miris ketika melihat banyak ibu-ibu rumah tangga yang harus mengantri dan berdesakan hanya untuk membeli telur retak atau pecah.
Editor: Content Writer
Melonjaknya harga telur ayam saat ini sangat luar biasa dan begitu terasa di masyarakat. Semakin miris ketika melihat banyak ibu-ibu rumah tangga yang harus mengantri dan berdesakan hanya untuk membeli telur retak atau pecah.
"Harus ada langkah-langkah yang cepat tepat dan terukur dalam mengatasi lonjakan harga ini, dimasyarakat telur menjadi lauk utama karena harganya yang relatif terjangkau", ujar Bang Dailami panggilan akrab Prof.Dr.H. Dailami Firdaus anggota Komite II DPD RI asal Provinsi DKI Jakarta.
"Bila mendengar dan membaca pernyataan pernyataan baik dari Mendag maupun instansi terkait perihal lonjakan harga ini, saya seperti membaca gelagat meremehkan atau asal bunyi saja, di salah satu media saya membaca bila lonjakan harga telur karena gelaran piala dunia. Pernyataan-pernyataan seperti itu menurut saya jelas-jelas memperlihatkan bila masalah utamanya justru ada di internal Kemendag".
Baik kemendag dan kementan harus duduk Bersama dan mengeluarkan data yang valid serta utuh, untuk dapat menyelesaikan lonjakan harga telur tersebut.
Data tersebut jangan hanya sebagai data pelindung diinstansi asing masing, namun benar benar data yang dapat dipertanggung jawabkan.
"Karena kita semua sudah sering dipertontonkan dengan perbedaan data antara kedua instansi tersebut yang akhirnya melahirkan sebuah kebijakan yang tidak solutif dan tidak pro rakyat," papar Bang Dailami yang mendapatkan gelar Profesor di Jiaying University, Cina.
Dengan kondisi saat ini mesyarakat sangatlah butuh kehadiran pemerintah, tentunya melalui kebijakan kebijakan yang pro rakyat. Bila memang ada permainan kartel dipasar hingga terjadi lonjakan harga, maka pemerintah harus mengambil tindakan tegas.
Satgas pangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ) harus turun tangan. Permasalahan harga pangan memang harus dilihat secara kompeherensif dan utuh agar dapat diselesaikan dan tidak terulang, pembenahan dari hulu hilir harus menjadi point utama dalam penyelesaian lonjakan lonjakan harga pangan. Tutup Bang Dailami, Putra dari Alm. Prof. Hj. Tuty Alawiyah juga cucu dari ulama kharismatik Betawi KH. Abdullah Syafi’ïe.(*)