Masyarakat Belum Menentukan Pilihan Parpol, Peneliti LIPI Sebut Salah Satu Faktor Penyebab
Syamsuddin mengatakan, masyarakat yang belum menentukan pilihan parpol tersebut dihadapkan pada berbagai macan faktor
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Rilis survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengemukakan bahwa masyarakat atau publik masih banyak yang belum menentukan pilihan terhadap partai politik pilihan.
"Sebanyak 26 persen masyarakat belum memilih atau menentukan partai politik," ujar Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Syamsuddin Haris di Century Park Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Syamsuddin mengatakan, masyarakat yang belum menentukan pilihan parpol tersebut dihadapkan pada berbagai macan faktor, dan yang paling sangat mungkin adalah terkait kasus korupsi.
"Sangat bisa jadi demikian. Rendahnya kepercayaan publik terhadap partai politik berhubungan dengan tingkat pidana suap atau korupsi yang masih tinggi saat ini," katanya.
Masyarakat atau publik, dikatakan Syamsuddin, masih banyak melihat pejabat publik yang terkena kasus korupsi.
"Ada wali kota, bupati, gubernur, atau bahkan anggota DPR sekalipun," ujarnya.
Sementara itu, dalam rilis survei yang dilakukan P2P LIPI, sebanyak 24,1 persen masyarakat menentukan pilihan partai politik terhadap PDI Perjuangan.
Kelima partai termasuk PDIP yang dipilih masyarakat secara berturut-turut antara lain di posisi kedua ada Partai Golkar dengan persentase 10,2 persen.
Selanjutnya ada Partai Gerindra dengan perolehan persentase 9,1 persen. Di posisi keempat dan kelima ada PKB dan PPP dengan masing-masing persentase sebesar 6 dan 4,9 persen.
Adapun survei ini dilakukan pada rentang waktu tanggal 26 April - 9 Mei 2018 di seluruh provinsi di Indonesia dengan responden sebanyak 2.100 orang yang sudah dewasa dan memiliki hak pilih sesuai undang-undang.
Adapun metodologi dalam penelitian LIPI ini menggunakan Multistage Random Sampling dengan sebaran responden laki-laki dan perempuan masing-masing 50 persen dan perbandingan komposisi Jawa dan luar Jawa 56,2 : 43,8.