Peneliti LIPI: Fenomena 'Kutu Loncat' Menunjukkan Kualitas Moral Politisi Kita Rendah
"Fenomena 'kutu loncat' ini menunjukkan kualitas moral politisi kita itu rendah," ujar Syamsuddin haris di Hotel Century Park, Jakarta Selatan, Kamis
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Syamsuddin Haris prihatin dengan maraknya politisi berpindah partai politik jelang Pemilu 2019.
"Fenomena 'kutu loncat' ini menunjukkan kualitas moral politisi kita itu rendah," ujar Syamsuddin haris di Hotel Century Park, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Selain soal moral, dirinya pun menyebut fenomena politisi berpindah partai membuktikan terjadi pragmatisme politik yang sangat luar biasa.
Baca: Kemenag Waspadai Agenda Radikalisasi di Balik Pembangunan Pondok Pesantren Baru
"Sehingga, seolah-olah kapan saja para politisi bisa pindah partai, padahal itu sama sekali tidak patut," tambahnya.
Terkait mahar politik bagi para politisi yang pindah, Syamsuddin menegaskan hal tersebut sangatlah gila.
"Kalau betul dibayar ya itu sangat gila lah. Dibayar miliaran rupiah untuk pindah partai, bagi saya itu sangat gila," kata Syamsuddin.
Baca: Polri Bantah Terjunkan Sniper untuk Menjaga Venue Asian Games 2018
Bila ada mahar politik dalam proses perekrutan bakal calon legislatif, dikhawatirkan nantinya calon legislatif rawan melakukan pelanggaran dalam tugasnya bila terpilih menjadi wakil rakyat.
"Itu sudah jelas akan menghasilkan caleg-caleg yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Seperti diketahui, sejumlah calon legislatif yang didaftarkan ke KPU terdapat beberapa nama politisi yang mencalonkan diri dari partai lain.
Baca: Kapitra Ampera Menjadi Calon Legislatif dari PDIP, Bachtiar Nasir: Itu Pilihan Politik Dia
Ditambah dengan mencuatnya isu mahar yang ditawarkan partai yang akan mengsungnya.
Satu nama yang santer diberitakan adalah Lucky Hakim, mantan kader PAN dan Anggota Komisi X DPR RI.
Sebelumnya Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, menyebut ada yang memberikan dana sebesar Rp 5 miliar kepada Lucky Hakim untuk memperlancar jalan aktor tersebut berpindah partai.
Namun, Lucky hakim membatah kabar tersebut.
"NasDem menyediakan ruangan baru bagi saya yang penuh persaudaraan yang sesungguhnya. Ini dirasakan bukan hanya oleh saya tapi juga kader lain," ungkap Lucky melalui pesan singkat, Rabu kemarin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.