Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengintip Kegiatan Tiga Kowad Berlatih Menjadi Penerbang di Pusdikpenerbad

Tri Ramadhani, wanita berpangkat Letda Cpn (K) ini merupakan salah satu dari 3 siswa perempuan di Pusdikpenerbad tahun 2018.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengintip Kegiatan Tiga Kowad Berlatih Menjadi Penerbang di Pusdikpenerbad
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Di tengah deru dan bising suara Helicopter di Skadron -11/Serbu, Semarang, Jawa Tengah, sedikitnya 20 orang tengah memperhatikan seorang pria berbadan tegap berdiri dihadapan mereka. TRIBUNNEWS.COM/FRANSISKUS ADHIYUDA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Di tengah deru dan bising suara Helicopter di Skadron -11/Serbu, Semarang, Jawa Tengah, sedikitnya 20 orang tengah memperhatikan seorang pria berbadan tegap berdiri dihadapan mereka.

Pria itu kemudian menunjuk salah satu perempuan berhijab hitam lengkap dengan seragam berwarna orange.

"Kamu Rani, coba jelaskan prosedur sebelum melakukan penerbangan," ucap pria itu.

Tak lama kemudian, wanita itu berdiri dan menuju barisan paling depan. Mengambil sikap siap sambil membentangkan buku yang dipegangnya.

"Siap, izin menyampaikan pemaparan prosedur penerbangan," ucap wanita itu.

Tanpa terbata-bata, wanita dengan nama lengkap Tri Ramadhani asal Lahat ini memaparkan dengan jelas prosedur penerbangan.

Berita Rekomendasi

Tangannya terlihat mengayun saat menjelaskan soal mula-mula seorang penerbang harus melakunan prosedur sebelum tinggal landas.

Baca: Ketika Jokowi Umumkan Cawapres, Apakah Semuanya Merasa Happy dan Tetap Memberi Dukungan Penuh?

Belasan orang lainnya yang duduk rapi dengan mengenakan pakaian serba orange itu tampak memperhatikan setiap ucapan Tri Ramadhani.

Beberapa dari mereka juga terlihat membuat catatan kecil di atas kertas hasil mendengarkan suara Tri Ramadhani.

Latihan Penerbang di Skadron Semarang_1
Di tengah deru dan bising suara Helicopter di Skadron -11/Serbu, Semarang, Jawa Tengah, sedikitnya 20 orang tengah memperhatikan seorang pria berbadan tegap berdiri dihadapan mereka. TRIBUNNEWS.COM/FRANSISKUS ADHIYUDA

Kegiatan tadi merupakan bagian kecil dari rangakain pendidikan Pusdik Penerbangan Angkatan Darat atau disingkat Pusdikpenerbad dalam mendidik siswa untuk mampu mengendalikan Helikopter.

Tri Ramadhani, wanita berpangkat Letda Cpn (K) ini merupakan salah satu dari 3 siswa perempuan di Pusdikpenerbad tahun 2018.


Tahun ini, Pusdikpenerbad menerima 3 Korps Wanita AD (Kowad) yang berasal dari Akmil.

Mereka adalah Letda Cpn (K) Tri Ramadhani asal Lahat, Letda Cpn (K) Feny avisha S.TrHan asal Jakarta dan Letda Cpn (K) Puspita Ladiba asal Medan.

Setelah mengukuti sederet seleksi, Lulusan Akademi Militer 2017 yang juga Taruni angkatan pertama di Akmil ini berhasil masuk dan mengikuti pendidikan sebagai calon penerbang di TNI AD.

Ketiga wanita ini mengaku sudah masuk di Pusdikpenerbad sejak Maret 2018.

Sedikitnya ketiga Skrikandi ini sudah melakukan 40 jam terbang menggunakan pesawat latih.

Letda Cpn (K) Tri Ramadhani mengungkapkan ketertarikan awal ikut Pusdikpenerbad.

"Sebenarnya yang melatarbelakangi kita masuk korps Cpn sendiri adalah pada awalnya test psikologi. Kemudian seiring berjalannya waktu kita mengenal oh korps penerbang AD itu seperti ini ya, lama kelamaan kita sendirinya menikmati," kata Letda Cpn (K) Tri Ramadhani, Jumat (20/7/2018).

Baca: Mendagri Sebut Sah-sah Saja JK Dukung Gugatan Masa Jabatan Cawapres

Rani biasa dirinya disapa memang memiliki ketertarikan khusus dengan dunia penerbangan. Meski begitu, langkah mudah tak didapatnya selama menempuh Pusdikpenerbad.

Dia mengaku, awalnya begitu kesulitan mengikuti pendidikan di Pusdikpenerbad.

Namun, dari tangan dingin para instruktur-instruktur yang andal dan pengalaman, dia bersama dua orang Kowad lainnya menjadi terbiasa dengan kurikulum latihan.

Latihan Penerbang di Skadron Semarang_2
Di tengah deru dan bising suara Helicopter di Skadron -11/Serbu, Semarang, Jawa Tengah, sedikitnya 20 orang tengah memperhatikan seorang pria berbadan tegap berdiri dihadapan mereka. TRIBUNNEWS.COM/FRANSISKUS ADHIYUDA

"Pertama-tama sih takut ya, sampai sekarang saja saya masih belum bisa mendaratkan heli dengan diam. Beda banget dengan latihan di simulator," ungkapnya.

Susah Tidur
Beda halnya dengan Letda Cpn (K) Puspita Ladiba. Dia bercerita selama menempuh Pusdikpenerbad sejak Maret 2018 lalu menjadi susah tidur.

Hal ini lantaran dirinya sangat antusias mengikuti Pusdikpenerbad.

Bahkan, saat waktu menunjukan harus istirahat karena seharian penuh berlatih, wanita yang akrab disapa Diba ini justru selalu terfikir untuk berlatih.

Dia mengaku suara sang instruktur atau pelatih selalu terngiang di telinganya saat hendak tidur.

"Saya semenjak disini susah tidur, karena setiap tidur ingatnya bagaimana cara menebangkan Helikopter dengan baik," kata Diba.

"Simulasi, simulasi, simulasi, itu yang selalu terngiang di telinga saya saat ingin tidur," tambahnya.

Diba juga mengatakan bahwa dirinya akan naik ke jenjang berikutnya setelah melakukan penerbangan dengan Helikopter latih selama 40 jam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas