Seknas Jokowi: Siapa Bilang Pidato Jokowi Ngajak Berantem?
Pidato Jokowi dalam acara relawan termaksud adalah sebuah orasi yang menyejukkan, menganjurkan persatuan, persaudaraan, dan kerja sama
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Muhammad Yamin, mempertanyakan kenapa banyak pihak yang meributkan pidato Jokowi pada Sabtu (4/8/2018) lalu.
Menurutnya, pidato tersebut justru menyejukkan. Dia juga meminta kontroversi terhadap pidato itu dihentikan.
"Pidato Jokowi dalam acara relawan termaksud adalah sebuah orasi yang menyejukkan, menganjurkan persatuan, persaudaraan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa. Siapa bilang ngajak berantem?" kata Yamin di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Dia menggariskan, pesan utama yang dikandung dalam orasi Jokowi adalah sebuah pesan yang membangkitkan semangat para relawan untuk bekerja lebih giat lagi.
Lebih lanjut, ujar Yamin, salah satu kata kunci yang ada dalam orasi ini adalah kata berani. Di mana, dalam konteks kalimatnya, kata ini bukan untuk mendorong kaum relawan untuk berantem, dalam pengertian fisik atau konflik.
Yamin menambahkan, isi pidato itu lebih mendekati makna sebagaimana yang terkandung dalam ungkapan universal seperti, 'berani karena benar, atau berani membela kebenaran. Bahkan jika mengutip dalam ungkapan Bugis-Makassar Ewako.
"Secara harfiah, kata ini berarti lawan, namun ia bukanlah sebuah kata yang menganjurkan konflik atau kekerasan, tetapi lebih untuk membesarkan hati dan mendorong semangat dalam menyambut sebuah peristiwa penting. Dalam pengertian seperti inilah orasi Jokowi harus dipahami," tuturnya.