Terpidana Kasus Keluhkan Suara Adzan Meiliana Terus Menangis di Lapas
Meliana bercerita, anak bungsunya ingin jadi pengacara untuk membela orang-orang seperti ibunya secara gratis.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meliana, terpidana kasus penodaan agama masih terus menangis di dalam LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara.
Hal ini disampaikan oleh Wasekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Danik Eka Rahmaningtyas, yang mengunjungi Meliana di LP Tanjung Gusta, Rabu (5/9/2018).
Saat berkunjung, ucap Danik, ia didampingi penasehat hukum dan suami dari Meiliana.
"Kondisi Ibu Meliana menyedihkan, terus menangis, tadi cerita kronologinya menangis terus, kami jadi terenyuh," kata Danik saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (5/9/2018).
Danik datang ke LP Tanjung Gusta bersama Habib Muannas Alaidid, Surya Tjandra, Heriyanto, dan Mohamad Guntur Romli, didampingi Josua Fernandus Rumahorbo dari Tim Penasihat Hukum Meliana.
"Kami datang untuk menguatkan Ibu Meiliana, kami juga menyampaikan di hadapan suami dan anak bungsunya yang tadi hadir, bahwa mereka tidak sendirian, banyak yang mendukung Ibu Meliana agar mendapatkan keadilan dan kasus ini tidak boleh terulang lagi di masa depan," kata Danik.
Meliana juga menitipkan surat kepada Delegasi PSI yang berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya.
"Tadi Ibu Meliana juga menulis surat yang berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantunya selama ini dan dia masih menunggu keadilan," ujar Danik.
Meliana bercerita, anak bungsunya ingin jadi pengacara untuk membela orang-orang seperti ibunya secara gratis. Anak bungsu itu ada di rumah mereka saat massa melakukan pembakaran.
Ia dan kakak perempuannya kemudian diselamatkan tukang becak yang melompat tembok belakang rumah mereka.