BAZNAS Diapresiasi PBB, Menteri PPN Resmikan PLTMH Jambi
Inovasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggagas model pembiayaan akses listrik untuk pengentasan kemiskinan, menjadi kenyataan.
Penulis: FX Ismanto
Dia menjelaskan, sebelum pembangunan dilaksanakan selama 6 bulan, telah dilakukan persiapan intensif selama 7 bulan.
"Ini termasuk pemilihan lokasi dan pelibatan semua pemangku kepentingan untuk memastikan penerima manfaat adalah fakir miskin dan yang paling membutuhkan (mustahik)," kata mantan Menteri Keuangan ini.
Di tempat yang sama, Noor Arifin Muhammad menuturkan, pembangunan ini merupakan inisiatif bersama dari masyarakat yang diimplementasikan melalui kerja sama pendanaan dari beberapa pihak.
"Pemerintah mengapresiasi dan sangat mendukung program ini sebagai bagian dari upaya penyediaan tenaga listrik berbasis Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT). Pembangunan baru dan revitalisasi PLTMH Jambi ini juga sejalan dengan cita-cita EBTKE-ESDM untuk mewujudkan ‘Energi Berkeadilan’ di Indonesia,” ucap Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE-ESDM, ini.
Deputy Country Director UNDP Indonesia, Sophie Kemkazhe, menambahkan, pembangunan PLTMH sangat penting karena listrik yang masuk ke desa memberikan harapan dan kesempatan bagi warga untuk memperbaiki taraf kehidupannya.
"Sebelumnya, proses persalinan terpaksa dilakukan dalam gelap gulita, anak-anak belajar dan beribadah dengan cahaya lilin dan tanpa listrik, kesempatan untuk berwirausaha sangat kecil. Ini adalah contoh pertama bagaimana kemitraan inklusif antara UNDP, EBTKE-ESDM, BAZNAS, sektor swasta (Bank Jambi) dan pemerintah, dapat memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada pencapaian SDGs,” kata dia.
Media Visit dan Pemberdayaan
Sementara itu, Wakil Ketua BAZNAS, Zainulbahar Noor menjelaskan, BAZNAS sudah dua kali diundang menjadi narasumber di salah satu forum PBB yang dimediasi UNDP, terkait potensi dana zakat untuk SDGs.
Menurut dia, pada tahun 2017 dan 2018, gagasan BAZNAS diakomodasi dan dirumuskan sebagai bagian dari innovative financing dengan zakat inklusi sebagai "ujung tombak".
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang, menambahkan, bersamaan dengan peresmian PLTMH oleh Menteri PPN, BAZNAS menunjukkan dampak-dampak positif kehadiran PLTMH terhadap pemberdayaan masyarakat melalui stan-stan pameran.
"Ada banyak program yang dikembangkan BAZNAS dipresentasikan dalam tenda-tenda pameran pada acara peresmian," kata Nasir.
Dia mencontohkan, industri rumah tangga penggilingan kopi, pencacah sampah untuk pupuk, penetas telur, menjahit, produk kuliner tradisional, industri rumahan pengolah karet, dan sejenisnya.
"Program ini merupakan bagian dari Zakat Community Development (ZCD) yang dikembangkan sebagai dampak dari pembangunan PLTMH," ujar dia.
Sebelumnya, BAZNAS dan UNDP mengundang sekitar 20 media cetak dan elektronik untuk meliput PLTMH berbasis zakat di Kabupaten Merangin, yakni di Desa Ngaol, Air Liki dan Air Liki Baru, Kecamatan Batang Tabir Barat. Kawasan ini hanya bisa dicapai dengan mengendarai mobil bergardan ganda (4 WD) selama 5 jam setelah mendarat di Bandara Bungo. Kemudian naik perahu 2 jam dan diteruskan dengan ojek melewati tebing dan jurang yang dalam sekitar 1 jam. Media visit berlangsung dua hari, Senin-Selasa (3-4/9/2018), dan dilanjutkan meliput puncak acara peresmian PLTMH oleh Menteri PPN pada Rabu (5/9/2018) di Desa Lubuk Bangkar, Kabupaten Sarolangun. (*)