Di Depan Mahasiswa Unhas, Mentan: Jadilah Pengusaha di Sektor Pangan
Mentan Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah kepada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin, memotivasi mahasiswa agar menjadi pengusaha su
Editor: Content Writer
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah kepada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin (Unhas), Jumat (7/9/2018).
Pada kesempatan ini, Menteri Amran memotivasi mahasiswa agar menjadi pengusaha sukses yang bergelut di sektor pertanian. Sebab, delapan dari 10 atau 80 persen pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian.
“Tekad kuat dan kerja keras, mengubah nasib mereka, sehingga mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi masa lalu. Mahasiswa Fakultas Unhas harus jadi pengusaha. Kami akan bantu permudah izinnya,” ujar Amran.
Untuk itu, tegas dia, mahasiswa harus memiliki karakter yang kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi pemimpin dan pengusaha bidang pangan yang sukses di masa depan. Kunci paling utama yang harus dilakukan adalah berinovasi.
“Dulu saya tinggal di kos-kosan ukuran 4x6 meter dan di desa terpencil, 12 bersaudara. Umur 9 tahun saya sudah cari uang, gali batu gunung. Kami lahir dalam keadaan miskin, tapi kami tidak ingin dikuburkan dalam keadaan miskin. Saya kerja keras di bidang pertanian. Dulu saya tahun 1989 pinjam uang Rp500.000 dalam waktu 8 tahun menjadi Rp3 triliun. Kalau kita kerja keras pasti bisa sukses," ucap Amran dengan penuh semangat untuk membangkit semangat para mahasiswa.
Lebih lanjut Amran memaparkan berkat kerja keras dan kebijakan yang tepat, pembangunan sektor pertanian selama pemerintahan Jokowi-JK menuai banyak keberhasilan. Program dan kebijakan tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi, akan tetapi mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor dan meningkatkan investasi.
“Kami menghapus aturan yang menghambat investasi dan ekspor di sektor pertanian. Totalnya ada 191 aturan yang sudah dicabut. Hasilnya investasi di sektor pertanian, dari sebelumnya Rp 23 triliun, menjadi Rp 46 triliun saat ini dan ekspor pangan kita naik,” sebutnya.
Berdasarkan data BPS, total ekspor pertanian di 2017 mencapai Rp 441 triliun atau naik 24,47 % dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 355 triliun. Tak hanya itu, pada Maret 2018 persentase penduduk miskin di Indonesia turun 0,30% (630 ribu orang) menjadi 9,82% (25,95 juta orang), yang awalnya sebesar 10,12% (26,58 juta orang) pada September 2017.
"Ini pertama kali Indonesia mendapatkan tingkat angka kemiskinan satu digit," kata Amran.
“kontribusi sektor pertanian pun dalam menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada Triwulan II 2018 dibandingkan Triwulan I 2018 sebesar 9,93% (q to q). Kontribusi ini tertinggi dibanding sektor lainnya seperti jasa perusahaan,” tambahnya.
Karena itu, Amran menyebutkan Kementan akan terus meningkatkan volume ekspor. Baru-baru ini Kementan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) terkait Stabilisasi Ketersediaan Pasokan Pangan dan Percepatan Ekspor Komoditas Pertanian.
“Bersama KADIN kemarin kami langsung ekspor manggis ke Tiongkok dan bibit ayam petelur ke Timor Leste. Negara tujuan ekspor ke depan akan terus ditambah,” sebutnya. (*)