Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasi Basi Itu Ternyata Jadi Firasat Buruk Tergulingnya Bus Rombongan Sang Adik ke Jurang di Cikidang

Tati (37), istri Syaiful tak menyangka suaminya jadi satu-satunya korban di dalam kecelakaan memilukan tersebut.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Nasi Basi Itu Ternyata Jadi Firasat Buruk Tergulingnya Bus Rombongan Sang Adik ke Jurang di Cikidang
TRIBUN JABAR/FERRI AMIRIL MUKMININ
Petugas berusaha mengevakuasi penumpang Bus milik PO Indonesia Indah Wisata yang mengalami kecelakaan di dalam jurang di kawasan Cikidang, Sukabumi, Sabtu (8/9/2018). Kecelakaan maut di jalur S Cikidang tersebut menelan 21 orang tewas dan 17 lainnya luka-luka. TRIBUN JABAR/FERRI AMIRIL MUKMININ 

Laporan Reporter Warta Kota, Panji Baskhara Ramadhan

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Syaiful Bahri (45) (sebelumnya ditulis Saepul), warga di RT 008 RW 001, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, menjadi salah satu korban tewas dalam tragedi kecelakaan maut, di Tanjakan Cisarakan RT 09 RW 004, Kampung Cisarakan, Desa Buniwangi, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018), malam.

Bus milik pihak Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) 1010-00 yang ditumpangi korban, diketahui terjun ke jurang sedalam sekitar 100 meter, kala ingin menuju berwisata ke Geopark Ciletuh, Pelabuhan Ratu, Sukabumi

Tati (37), istri Syaiful tak menyangka suaminya jadi satu-satunya korban di dalam kecelakaan itu.

Kepergian suaminya diketahui untuk hadiri penutupan diklat si Geopark.

"Saya enggak ada perasaan apa-apa. Tiba-tiba saya dapatkan informasi dari sana (Sukabumi) jika bus yang ditumpangi suami saya (Syaeful) terjun ke jurang," ucapnya Tati, saat ditemui di kediaman orangtua Syaiful di Jalan Kelurahan Lama RT 08/01, Kalideres, Minggu (9/9/2018).

Syaiful Bahri, terang Tati, seorang guru di SDN Semanan 07 Petang, Kalideres, Jakarta Barat. Syaiful diketahui berangkat dari SDN 08 Kebon Jeruk, pada Jumat (7/9/2018), sekitaran 23.00 WIB.

Baca: Kusnan Tewas Tenggelam Usai Jalani Terapi di Pantai Bahtera Pademangan

Berita Rekomendasi

"Suami saya, merupakan perwakilan guru dari Kecamatan Kalideres yang dipilih untuk dapat mengikuti penutupan Diklat di Pelabuhan Ratu. Diklatnya itu memang sudah sering ikut, tetapi kemarin itu mau sekalian penutupan, makanya acaranya di Pelabuhan Ratu. Satu kecamatan itu satu orang aja yang ikut dan di Kalideres itu almarhum (Syaiful) yang dipilih," paparnya.

Baca: Pria Ini Nekat Melompat dari Lantai 2 Pasar Induk Kramatjati karena Dugaan Depresi

Terakhir bertemu Syaiful, kata Tati pada Jumat akang sebelum suaminya itu pergi mengajar di SDN Semanan 07 Petang. Kepergian Syaful ini, telah meninggalkan juga keduanya yang masih berusia 7 dan 2,5 tahun.

"Yah itu terakhir ketemu sama dia (Syaful). Dia pamit katanya mau ngajar sama sekalian ikuti penutupan Diklat di Pelabuhanratu malamnya," kata Tati.

Baca: Terpapar Pelemahan Kurs Rupiah, Pengusaha Penggemukan Sapi Kurangi Impor Sapi Bakalan

Sementara kakak Syaiful, ‎Ambiah (52) katakan jika mempunyai firasat tak enak, sejak dua hari sebelum dapat kabar jika adiknya tewas dalam kecelakaan. Dalam dua hari itu, nasi yang saat itu masak di rumahnya, selalu basah dan basi.

"Kalau istilah orang kampung mah, itu emang ada pertanda kalau ada yang mau meninggal. Namun saya enggak kepikiran, jikalau ternyata adik saya yang meninggal. Sebab, saat dirinya berangkat dalam kondisi sehat. Takdir berkata lain ternyata," ‎ucapnya.

Ambiah mengatakan pertemuan terakhirnya dengan Syaiful, sekitar sepekan lalu. Ketika itu
adiknya mengaku ke dirinya jika sedang sibuk mencari rumah tinggal, di Kawasan Tigaraksa, Tangerang.

"Terakhir ketemu, dia katanya mau cari rumah di Tigaraksa. Kalau di sini kan rumah orangtua, sementara dia tinggalnya itu di Pondok Bahar," jelasnya.

Baca: Terjaring Razia, ABG Ini Memohon, Pak, Tolong Jangan Telepon Orangtua, Saya Pulang Sekarang

Kakak Syaiful, ‎Dedi Junaedi (50) mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, adiknya itu duduk di posisi belakang sebelah kiri ketika kecelakaan terjadi. Dedi mengatakan, adiknya itu merupakan satu-satunya penumpang yang tewas di lokasi kejadian.

"Yang saya terima diinformasi itu, dia (Syaiful) duduk di kursi belakang dekat pintu belakang. Dia tewasnya di lokasi kejadian. Sementara itu teman-temannya yang lain selamat," terangnya di lokasi pemakaman adiknya.

Dedi mengakui, bila perwakilan dari Lemhanas malam kemarin datang untum menemui pihak keluarga. Kedatangan perwakilan Lemhanas di kediaman orangtuanya, hanya untuk ucapkan belasungkawa.

"Perwakilan Lemhanas sudah datang kemarin ke sini dan mengucapkan duka cita. Intinya itu ada niat baik dari mereka soal kasus ini," ucap Dedi kembali.

Syaiful, dimetahui telah dimakamkan di lokasi pemakaman keluarganya yang tidak jauh dari rumah orangtuanya, Sabtu (8/9/2018) malam.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas