Murid Sebuah SD di Yogyakarta Sisihkan Uang Jajan untuk Bantu Gaji Guru Mereka yang Bergaji Sedikit
Rendahnya gaji Guru Tidak Tetap (GTT) di Gunungkidul, Yogyakarta, membuat murid dan wali murid prihatin.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Rendahnya gaji Guru Tidak Tetap (GTT) di Gunungkidul, Yogyakarta, membuat murid dan wali murid prihatin.
Contohnya di Sekolah Dasar Mentel 1, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari.
Setiap Jumat, ratusan siswa menyisihkan uang jajan untuk memberikan bantuan kepada guru mereka.
Seperti hari ini, Jumat (14/9/2018), seperti biasa 158 siswa memulai hari mereka dengan senam dilanjutkan pemeriksaan kuku jari.
Baca: Empat Pengangguran di Kemayoran Ditangkap Polisi Usai Merampok Rumah Tetangganya
Setelah itu, beberapa murid membawa wadah plastik berkeliling mengumpulkan uang dari siswa.
Hampir semua siswa memasukkan beberapa lembar uang kertas pecahan Rp 2.000 hingga Rp 10.000.
"Uang ini nantinya untuk bapak dan ibu guru, kasihan mereka tidak mendapatkan gaji layak dari pemerintah," kata salah seorang siswa Carisa Moniati, Jumat.
Dia mengaku mendapatkan informasi dari guru berstatus ASN. Informasi tersebut ia bicarakan dengan orangtuanya.
Akhirnya para orangtua sepakat untuk memberikan uang saku lebih besar saat hari Jumat.
"Enggak apa-apa, setiap Jumat juga membawa makanan dari rumah, paling jajan es," ucapnya.
Salah seorang GTT, Bayu Dwi Nur Cahyani mengaku terharu dengan peran aktif para siswa dan orangtua.
Mereka rela menyisihkan uang saku untuk membantu para guru. Padahal, SD tersebut terletak di pinggiran.
Sejak 2005, upah GTT sebesar Rp 100.000 per bulan. Mereka mendapat uang tambahan berupa upah dari alokasi dana BOS sebesar Rp 200.000.
"Kami terharu semangat siswa dan orangtuanya untuk membantu kegiatan belajar di sekolah ini," bebernya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.