Budi Arie Setiadi: Gusdurian Punya Kesamaan Ideologis, Sosiologis dan Historis
Lukisan itu bisa dimaknai seorang pria yang muncul dari latar belakang sederhana yaitu Jokowi.Gusdurian memiliki kesamaan ideologis
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Dukungan Gusdurian kepada pasangan Jokowi - Kiai Maruf Amin ditanggapi positif oleh Projo, organisasi militan pendukung Jokowi. Ketua DPP Projo menegaskan, kaum Gusdurian memiliki kesamaan ideologis, sosiologis dan historis.
"Nilai - nilai perjuangan Gusdurian sama dan sebangun dengan Projo. Cara pandang kami dalam menjaga dan mencintai negeri dan rakyat nyaris sama, " ujar Budi Arie Setiadi, Rabu (26/9/2018).
"Perjuangan kebangsaan dalam menjaga NKRI , Bhineka Tunggal Ika dan merawat keberagaman yang diwariskan Gusdur senafas dengan gerak perjuangan kami , " ia menegaskan.
Sebuah lukisan dipertontonkan usai deklarasi dukungan Konsorsium Kader Gus Dur yang dipimpin Yenny Wahid kepada paslon nomor 1 Joko Widodo- Maruf Amin di Rumah Pergerakan Gus Dur di Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
Setelah deklarasi dukungan selesai diucapkan, seorang pria berpakaian hijau dengan rambut gimbal menyerahkan sebuah lukisan besar dengan ukuran kira-kira 1,5 meter kali 1 meter kepada Yenny Wahid dan sembilan kyai pimpinan organisasi yang tergabung dalam Konsorsium Kader Gus Dur.
Lukisan dengan latar belakang abu-abu itu bergambarkan sosok seorang pria dewasa dengan rambut pendek, bertelanjang dada, dan memakai celana pendek hitam menghadap ke belakang sehingga wajahnya tak terlihat.Sehingga terlihat kulit sawo matangnya.
Pria itu terlihat sedang mengoleskan kuas dan menuliskan tulisan NKRI yang huruf I nya belum selesai dituliskan dengan cat berwarna merah di latar belakang abu-abu yang dibuat seolah-olah sebagai tembok.Saat tangan kanan pria itu sedang mengoleskan kuas, tangan kiri pria itu ditaruh di belakang.
Yenny menjelaskan bahwa lukisan itu bermakna seseorang yang sedang menuliskan atau membangun NKRI namun belum selesai. “Maknanya seorang pria sedang menulis NKRI namun I nya belum selesai,” jelasnya.
Yenny pun menyebutkan bahwa pelukisnya adalah seorang pria bernama Butet namun ia enggan menyebutkan nama lengkapnya.“Dibuat oleh Butet, kalau interpretasi seninya saya tidak tahu ya, yang tahu kan pelukisnya,” tegasnya.
Yenny pun enggan menunjukkan siapa sosok yang melukiskannya.Lukisan itu bisa dimaknai seorang pria yang muncul dari latar belakang sederhana yaitu Jokowi yang membangun NKRI namun belum selesai.
“Dengan mengucapkan Bismillahirahmannirahim menyatakan mendukung paslon nomor satu (Jokowi-Ma’ruf Amin) untuk memimpin Indonesia kembali,” pungkas Yenny dalam deklarasi.
Budi menegaskan kembali, dukungan Gusdurian bukan hanya energi baru untuk mewujudkan kemenangan rakyat dalam Pilpres 2019. Akan tetapi semangat kebersamaan dan gotong royong dalam memajukan Indonesia, " ujar Budi.
"Kami percaya tidak ada perjuangan yang sia- sia. Rakyat di akar rumput , dikampung- kampung pasti segera bersatu dan bergerak bersama untuk memenangkan Jokowi - Kiai Maruf Amin pada tanggal 17 April 2019," Budi meyakinkan.