Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teriakan Dukungan ke Prabowo Subianto Menggema di Acara Nobar Film G30S/PKI

“Prabowo presidenku,” teriak sejumlah masyarakat yang terlihat mengenakan kaos putih bertuliskan Prabowo-Sandi.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Teriakan Dukungan ke Prabowo Subianto Menggema di Acara Nobar Film G30S/PKI
TRIBUNNEWS/RIZAL BOMANTANA
Titiek Soeharto membuka nonton bersama film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” yang dihadiri ratusan masyarakat di Pusat Perfilman Usmar Ismail di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (30/9/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto membuka nonton bersama film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” yang dihadiri ratusan masyarakat di Pusat Perfilman Usmar Ismail di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (30/9/2018).

Saat Titiek Soeharto yang mengenakan kemeja biru muda memberi sambutan, teriakan dukungan kepada capres Prabowo Subianto menggema dari ratusan penonton yang hadir.

Bahkan teriakan dukungan itu disela juga dengan teriakan takbir. “Prabowo presidenku,” teriak sejumlah masyarakat yang terlihat mengenakan kaos putih bertuliskan Prabowo-Sandi.

Mendengar teriakan itu, Titiek memberikan sedikit pesan kepada penonton yang hadir untuk mendukung Prabowo menjadi Presiden Indonesia 2019-2024 walaupun secara tersirat.

“Di Pilpres 2019 kita harus memilih presiden yang tepat, jangan sampai salah pilih lagi, cukup sudah empat tahun kita mengalami harga barang-barang naik, anda sudah tahu siapa yang harus dipilih,” ucap Titiek diikuti tepuk tangan para penonton.

Baca: Penonton Film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” di Pusat Perfilman Usmar Ismail Membeludak

Titiek menegaskan Partai Berkarya mengambil sikap berani untuk mengajak masyarakat menonton bersama film berdurasi 4,5 jam itu walaupun tak ada imbauan dari pemerintah.

BERITA TERKAIT

“Ini adalah upaya kita meluruskan sejarah karena saya dengar ada upaya membengkokkan sejarah bahwa dalam peristiwa itu yang menjadi korban adalah PKI (Partai Komunis Indonesia), padahal yang menjadi korban adalah jenderal-jenderal terbaik bangsa,” tegasnya.

Menurut pantauan Tribunnews.com sendiri penonton yang hadir dalam acara nonton bersama itu membeludak melebihi kapasitas.

Bahkan penonton meluber hingga panggung depan layar lebar serta terpaksa duduk di tangga-tangga serta sela-sela barisan tempat duduk yang ada di ruangan teater.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas