Antisipasi Para Pengungsi Kelaparan, ACT Kirim Logistik Sebanyak Mungkin ke Palu dan Donggala
Presiden ACT Ahyudin yang menjelaskan bahwa memasuki hari keempat, pihaknya harus segera mencukupi kebutuhan para korban yang masih ada di pengungsian
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Non-Governmental Organization (NGO) Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak hanya memfokuskan bantuan pada pengiriman relawan untuk melakukan pencarian para korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, namun juga memberikan bantuan logistik.
Seperti disampaikan Presiden ACT Ahyudin yang menjelaskan bahwa memasuki hari keempat, pihaknya harus segera mencukupi kebutuhan para korban yang masih ada di pengungsian.
Berkaca pada pengalaman ACT dalam melakukan bantuan kemanusiaan, saat ini warga Sulawesi Tengah, khususnya kota Palu dan kabupaten Donggala yang terdampak gempa dan tsunami itu sangat membutuhkan pasokan logistik.
Baca: Daftar Kebutuhan Mendesak Para Korban Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah
Hal itu karena di wilayah tersebut, para pengungsi sudah mengalami kelaparan pasca terjadinya gempa berkekuatan 7,4 skala richter yang disusul tsunami mencapai 2 meter.
"Pengalaman kami dalam menangani bencana skala besar ini, dalam pekan ini (kami) harus memperjuangkan untuk (melakukan) drop makanan logistik sebanyak mungkin," ujar Ahyudin, saat menggelar konferensi pers di Menara 165, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Ia pun menyatakan bahwa pihaknya harus mengirimkan logistik tersebut ke kawasan yang minim bahkan tidak memiliki logistik sedikitpun, untuk menghindari dampak negatif lainnya.
Menurutnya, bantuan logistik merupakan salah satu bantuan utama yang dibutuhkan para pengungsi.
"Pastikan tak ada satupun yang mengalami kekurangan makanan dan kelaparan, (logistik) itu jenis bantuan yang harus disegerakan," kata Ahyudin.
Dalam proses memberikan bantuan kepada para korban di Palu dan Donggala itu, ACT juga menerima donasi dari perusahaan ponsel pintar asal Tiongkok Oppo sebesar Rp 4 miliar dan Rp 2 miliar dari perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman J&T Express.
Terkait jumlah korban gempa dan tsunami itu, dikabarkan 1.203 orang dinyatakan tewas, sementara 540 orang lainnya mengalami luka berat serta lebih dari 16 ribu orang masih mengungsi.
Bantuan atas dasar kemanusian pun telah dikirimkan oleh berbagai negara sahabat kepada Pemerintah Indonesia untuk bisa mempercepat penanganan terhadap para korban terdampak gempa.