Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

LSI Denny JA: Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet Berpotensi Turunkan Suara Prabowo-Sandiaga di Pilpres

Sebelum akhirnya diberhentikan, Ratna merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in LSI Denny JA: Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet Berpotensi Turunkan Suara Prabowo-Sandiaga di Pilpres
Twitter @Fadlizon
Prabowo bertemu Ratna Sarumpaet 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, menilai polemik mengenai kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya, bakal berefek terhadap elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga.

Sebelum akhirnya diberhentikan, Ratna merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga.

Rully menilai penurunan ini tergantung dengan cara kubu Prabowo-Sandiaga melakukan upaya pembersihan nama baik.

"Melihat potensi pasti ada potensi penurunan. Bagaimana mereka bisa menutupi kasus ini dengan baik, upaya pembersihan. Apakah ini berimpact. potensi penurunan pasti ada," ujar Rully di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (5/9/2018).

Baca: LSI Denny JA: 58,6 Persen Publik Percaya Jokowi-Maruf Amin Menang Telak di Pilpres 2019

Mengenai persepsi yang bakal menyatakan Prabowo adalah sosok yang ceroboh dalam mengambil keputusan, menurut Rully kembali ke publik untuk menilai.

Menurutnya perubahan persepsi kesan publik terhadap Prabowo-Sandiaga bakal ditentukan lewat isu selanjutnya yang bergulir.

"Prabowo yang dianggap ceroboh ini tergantung publik. Mengubah pilihan atau tidak, makin kuat atau tidak, akan terlihat di isu selanjutnya," jelas Rully.

Berita Rekomendasi

Rully menilai kasus ini sudah mencederai demokrasi, sehingga besar kemungkinan bakal mendapatkan hukuman dari dari publik.

"Kasus ini sudah mencederai demokrasi. pasti ada hukuman publik," ungkap Rully.

Seperti diketahui, berdasarkan informasi yang beredar menyebutkan bahwa Ratna dianiaya oleh tiga orang di dekat Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018.

Namun informasi tersebut dibantah oleh pihak kepolisian. Polisi menyebut bahwa pada tanggal 21 September 2018, Ratna berada di Rumah Sakit Bina Estetika, Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat.

Hingga akhirnya Ratna mengaku tidak mengalami penganiayaan, seperti yang sebelumnya dirinya ungkapkan.

Ratna mengaku menciptakan kebohongan dengan menyebut dirinya mengalami penganiayaan sehingga wajahnya penuh dengan lebam.

Hal itu disampaikannya melalui konferensi pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V Nomor 24, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).

“Saya meminta maaf kepada semuanya, termasuk kepada lawan-lawan yang biasa saya kritik yang kini berbalik kepada saya, sekarang saya harus mengakui sebagai pencipta hoaks terbaik,” ujar Ratna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas