Politikus PSI Sebut Isu Ratna Sarumpaet Akan Berpengaruh Terhadap Elektabilitas Prabowo
"Pak Prabowo diuji bagaimana ia menggunakan sebuah novel sebagai dasar untuk melihat Indonesia dalam beberapa tahun ke depan,"
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon anggota legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andi Budiman, menyakini kasus hoaks Ratna Sarumpaet akan menggerus elektabilitas Prabowo Subianto.
"Isu Ratna Sarumpaet akan berpengaruh soal elektabilitas Pak Prabowo, karena masyarakat semua mengingat paling tidak Prabowo sudah 3 kali menggunakan hoax sebagai dasar pengambilan sikap," kata Andi dalam diskusi "Rilis Survei Nasional Tren Elektablitas Capres : Pengalaman Menjelang Hari H 2014-2019" di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).
Baca: Ajak Warga Tonton Langsung Asian Para Games 2018, Menpora: Rugi Kalau Nggak Datang ke Sini
Andi menjelaskan tiga hoaks yang pernah dijadikan Prabowo sebagai dasar mengambil sikap.
Pertama, pada pemilu 2014, Prabowo menggunakan hasil survei yang ternyata jauh berbeda dengan hasil KPU dan hasil survei-survei lembaga lainnya.
Kedua, ketika Prabowo menyebut Indonesia akan bubar.
Baca: Hasil Akhir Mitra Kukar Vs PSM Makassar, PSM Buntuti Persib Bandung di Puncak Klasemen
"Pak Prabowo diuji bagaimana ia menggunakan sebuah novel sebagai dasar untuk melihat Indonesia dalam beberapa tahun ke depan," terang Andi.
Lebih lanjut, ia menambahkan, kasus hoaks Ratna Sarumpaet makin memperlihatkan kualitas Prabowo Subianto dan membuat pemilih yang sebelumnya golput kian menutup diri.
"Pengambilan sikap (oleh Prabowo soal hoax) membuat orang-orang yang tadinya golput, menutup diri untuk memilih pak Prabowo karena melihat kualitas kepemimpinanya yang menjadi tanda tanya besar," ujarnya.
Baca: Sejumlah Menteri Keuangan dan Gubernur Bank dari Berbagai Negara Mulai Berdatangan ke Bali
"Jadi sekali lagi ini adalah isu penting bagi Indonesia, bagaimana melihat kualitas kandidat dari informasi yang masuk dan kemudian dijadikan pegangan oleh dia (kandidat) dalam mengambil keputusan," sambung Andi.