Ribuan Rumah Tertimbun Akibat Gempa di Balaroa dan Petobo, 5.000-an Orang Belum Ditemukan
"Itu berdasarkan laporan dari Kepala Desa Balaroa dan Petobo," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018).
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut ada sekitar 5.000 orang diduga hilang akibat likuefaksi di permukiman Balaroa dan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
"Itu berdasarkan laporan dari Kepala Desa Balaroa dan Petobo," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018).
Menurut Sutopo, banyak unit rumah di Balaroa maupun Petobo yang tertimbun akibat tanah yang mengalami likufaksi.
"Jumlahnya ribuan rumahnya, 1.405 unit di Balaroa, sedangkan di Petobo 2.050 unit. Dari sana, tentu banyak juga penduduknya," tambahnya.
Baca: Isyarat Hengkang dari Persib Bandung, Mario Gomez: Saya Tak Suka Kondisi di Sini
Selain itu, kata Sutopo, ada juga korban yang tertimbun material gempa atau longsor sehingga sulit ditemukan
Namun, pihak BNPB, dikatakan Sutopo, masih terus melakukan verifikasi terkait jumlah korban yang hilang akibat fenomena likuifaksi tersebut.
"Karena bisa saja ada penduduk yang mengungsi ke daerah lain, tetapi ternyata dianggap hilang," pungkasnya
Baca: Cerita Alissa Wahid Soal Pengemudi Betor Sebut Bisnis Ojol Milik Anak Jokowi, Begini Kata Gibran
Sementara itu, data terbaru BNPB, Minggu (7/10/2018) pukul 13.00 WIB, 1.763 orang meninggal dunia, 265 orang hilang, 152 orang diduga masih tertimbun reruntuhan, dan 2.632 orang terluka akibata gempa dan tsunami yang terjadi Sulawesi Tengah.