Sekjen PBB dan PM Mahathir Akan Kunjungi Palu
Kunjungan ini dimaksudkan untuk menunjukkan keprihatinan terhadap terjadinya gempa bumi dan tsunami
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohammad akan mengunjungi Palu, Sulawesi Tengah, antara 12-14 Oktober mendatang.
Menurut Menko Polhukam Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, kunjungan Sekjen PBB dan Mahathir ini sebagai bentuk turut merasakan penderitaan warga Palu.
“Kunjungan ini dimaksudkan untuk menunjukkan keprihatinan terhadap terjadinya gempa bumi dan tsunami yang mengguncang sejumlah wilayah di Sulteng, 28 September lalu,” kata Menko Polhukam Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Baca: Ungkapan Haru Dirigen Viking Soal Sanksi Berat Persib Bandung: Maafkan Kami Persib Bandung
Menurut Menko Polhukam Wiranto, kunjungan tersebut akan dilaksanakan di sela-sela Bali Forum yang akan digelar di Bali pada tanggal 12 sampai 14 Oktober mendatang.
“Sementara yang minta (datang ke Palu) itu baru dua tokoh ini, kalau ada lagi ya tidak apa-apa, namanya solidaritas, ingin melihat, ingin memberikan satu rasa keprihatinan ingin mengunjungi di sana,” jelas Wiranto, seperti dikutip dari laman Setkab.
Terkait dengan kunjungan tersebut, menurut Menko Polhukam, akan ada pengaturan agar perjalanannya aman, lancar, serta menemukan sasaran dalam kunjungan tersebut.
Baca: Amien Rais Disebut Akan Didampingi 300 Pengacara, Ruhut Sitompul: Sangat Berbeda dengan Ahok
Tentunya, lanjut Wiranto, pada saat tamu VVIP ini berkunjung ke Palu perlu diatur dengan sebaik-baiknya agar perjalanan itu aman, lancar dan menemukan satu sasaran dalam rangka kunjungan serta tidak sembarangan.
Karena saat ini penerbangan di Palu sedang crowded mengingat banyak bantuan-bantuan yang datang.
Selain itu, lanjut Wiranto, karena masih masa tanggap darurat sehingga banyak kegiatan di lapangan yang sangat sibuk, terutama kegiatan alat-alat berat yang terus menerus bekerja di lapangan.
“Di sela-sela itukan kita harus menerima tamu ini. Kalau tidak kita atur nanti akan crowded, makanya kita atur, di sana host-nya siapa, entry briefing-nya, penjelasannya itu yang singkat, padat, jelas, siapa yang memberikan, yang meng-guidance siapa, lalu sasaran-sasaran yang perlu ditinjau siapa, kan tidak terus kita bebaskan saja. Jadi rapat hari ini sudah menyelesaikan pengaturan itu,” paparnya.
Sementara Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, pengamanan khusus sudah diatur Kementerian Luar Negeri, VIP, dan paspampres.
Dijelaskan bahwa untuk rute-rute tertentu yang akan didatangi dipastikan akan ada sterilisasi persiapan keamanan sehingga rencana kunjungan bisa berjalan lancar.
“Standar kok, hanya mungkin waktu saja yang harus kita persiapkan. Informasi cepat kita dapat karena memang kondisi lapangankan masih darurat semuanya, jalan juga patah-patah, supaya nanti lebih aman tamu kita sampai di lokasi yang mau dilihat,” kata Ari.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa korban meninggal dunia gempa Sulawesi Tengah menembus angka dua ribu jiwa per hari ini, Selasa (9/10/2018).
Sutopo menegaskan lebih tepatnya korban jiwa meninggal dunia akibat gempa bumi Sulawesi Tengah berjumlah 2.010.
“Di Kota Palu 1.601 jiwa, di Kabupaten Donggala 151 jiwa, Kabupaten Sigi 222 jiwa, Kabupaten Parigi Moutong 15 orang, dan Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat ada 1 korban meninggal dunia,” ujar Sutopo melalui konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018) siang.
Sutopo mengatakan bahwa semua korban meninggal dunia telah dimakamkan.
“Sebanyak 934 jiwa dimakamkan secara massal dan 1.076 korban dimakamkan dalam makam keluarga termasuk satu warga negara Korea Selatan,” imbuhnya.(*)