Pesan Damai Indonesia di Istana Perdamaian
Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir memberikan pesan damai dalam the 6th congress of leaders of the world and traditional religions, di Istana Per
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, ASTANA - Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir memberikan pesan damai dalam the 6th congress of leaders of the world and traditional religions, di Istana Perdamaian, Astana, Kazakhstan, Rabu (10/10/2018).
Ia menegaskan sudah semestinya agama menjadi sumber inspirasi bagi pemimpin dunia untuk menciptakan hubungan antar manusia yang berlandaskan harmoni dan toleransi.
“Pemimpin dunia memiliki tanggung jawab yang krusial untuk mengembalikan peran agama sebagai panduan mewujudkan perdamaian di dunia,” kata Wamelu dalam pernyataan dihadapan forum internasional itu.
Baca: Waketum PPP Ingatkan Masyarakat Soal Hoax di Bidang Kesehatan
“Aksi-aksi kekerasan dan ekstrimisme pada hakikatnya bukan bersumber dari ajaran mulia agama. Bahkan tindakan tersebut bertentangan dengan misi utama agama," sambung dia.
Wamenlu mencontohkan Indonesia, meskipun bukan negara yang berlandaskan agama, Indonesia berhasil hidup rukun dan damai dalam ajaran agama yang berbeda-beda.
“Dengan berbagai agama yang ada, kekayaan bahasa, serta keragaman suku bangsa, masyarakat Indonesia saling menghormati perbedaan dan hidup dalam situasi yang damai," tutur AM. Fachir.
Kongres yang berlangsung selama dua hari tersebut menghasilkan dokumen deklarasi yang berisi komitmen bersama untuk mewujudkan perdamaian dan mendorong kerja sama konkrit untuk menyebarkan nilai-nilai mulia agama.
Baca: Gubernur Bank Sentral AS dan Gubernur BI Bahas Pertumbuhan Perekonomian AS dan Indonesia
Kongres ini merupakan inisiatif Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dan berlangsung pertama kali pada tahun 2003. Dalam pertemuan keenam kali ini, beberapa pemimpin negara dan pemuka agama hadir dalam kegiatan tiga tahunan tersebut, seperti Presiden Serbia Aleksandar Vucic, dan Grand Sheikh Azhar Sheikh Ahmad Thayeb.
Indonesia diketahui telah aktif hadir dan menjadi tuan rumah pertemuan terkait perdamaian, seperti pada Mei 2018 lalu, Indonesia telah mengundang 138 Ulama dunia untuk berpartisipasi merumuskan konsep moderat dalam beragama dan menghasilkan Bogor message.
Selain itu, Indonesia mengadakan trilateral conference ulama Afghanistan dan Pakistan sebagai bentuk kontribusi Indonesia mewujudkan perdamaian di kawasan tersebut.
Pada level bilateral, Pemerintah Indonesia telah membangun jaringan dialog dengan lebih dari 30 negara. Bahkan, inisiatif dialog lintas agama tersebut dikembangkan pada level regional, seperti dalam kerangka ASEM, MIKTA, dan APEC.