Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Prabowo soal Elite Pengkhianat Bangsa, Ini Kata TKN Jokowi-KH Ma'ruf

"Tidak ada elite pimpinan nasional selama Bapak Presiden Jokowi berkuasa sejak 2014 yang menjadi pengkhianat," kata Misbakhun, Kamis (11/10/2018).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tanggapi Prabowo soal Elite Pengkhianat Bangsa, Ini Kata TKN Jokowi-KH Ma'ruf
ISTIMEWA
Politisi Partai Golkar, M Misbakhun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Capres Prabowo Subianto saat mengikuti acara di Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII), yang menuding ada pengkhianat negara di elite pemerintahan, dipertanyakan oleh Juru Bicara TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, M. Misbakhun.

"Tidak ada elite pimpinan nasional selama Bapak Presiden Jokowi berkuasa sejak 2014 yang menjadi pengkhianat," kata Misbakhun, Kamis (11/10/2018).

Kata Misbakhun, sejarah dan latar belakang kehidupan politik dan pribadi Jokowi jauh dari intrik politik dan permainan dunia usaha yang rumit.

Kerja politik Jokowi melalui program pembangunan di semua sektor dan bidang selalu untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia di seluruh pelosok tanah air.

"Bahkan anak-anak beliau tidak bersentuhan dengan bisnis pemerintah. Mereka berwirausaha yang mandiri di sektor kuliner," kata Misbakhun.

"Perjalanan karir beliau tidak punya masalah sejarah masa lalu terhadap dinamika dan pergolakan politik elite di Jakarta. Sejarah politik Pak Jokowi bersih dari masa lalu yang ternoda," tambahnya.

Baca: Kisah Merry Jadi Asisten Raffi Ahmad: Terima Endorse, Gaji Puluhan Juta dan Beli Mobil

Dilanjutkan Misbakhun, sungguh mengherankan dan mengagetkan kalau ada capres yang mengatakan bahwa ada elite pemimpin nasional yang menjadi pengkhianat untuk kepentingan kelompok dan keluarganya.

Berita Rekomendasi

"Pertanyaan bagi Pak Prabowo, statement peringatan tersebut ditujukan kepada siapa dan dalam kepentingan apa?" kata Misbakhun.

Politikus Golkar itu mengatakan agar semua mengingat sejarah perjalanan kehidupan Prabowo sendiri dalam meniti karir militer dan politiknya. Di militer, Prabowo pernah dipecat dari posisinya di TNI oleh Dewan Kehormatan Militer karena dianggap melakukan 'pengkhianatan' atas sumpah parjurit dan Sapta Marga.

"Karena dianggap terlibat dalam kasus pelanggaran HAM saat kasus penculikan aktivis pada masa akhir periode Orde Baru," imbuhnya.

Termasuk sejarah orang tua Prabowo yang tidak bersih dari sejarah pengkhianatan, kata Misbakhun. Sebab mereka pernah menjadi bagian tokoh yang terlibat dalam sejarah pengkhianatan dan pemberontakan PRRI/Pemesta.

Untuk itu, lanjutnya, sangat mengherankan kalau Prabowo, sebagai capres, mengingatkan adanya elite pemimpin nasional sebagai pengkhianat. Karena peringatan ini lebih tepat ditujukan kepada pribadi beliau.

"Bisa jadi juga ditujukan kepada pemimpin nasional yang pernah mengatakan bahwa; 'I Love United States with all its faults. I consider it my second country'. Kalau itu yang dituju maka orang tersebut adalah bagian dari koalisi partai yg mengusung Pak Prabowo sebagai Capres di 2019 ini," beber Misbakhun.

Yang dimaksudnya pernah menyatakan hal itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono, mantan presiden dan kini menjadi Juru Kampanye Prabowo-Sandiaga.

Sebelumnya, Prabowo Subianto menilai persoalan bangsa Indonesia yang belum bisa terselesaikan sejak merdeka adalah soal pengkhianatan kaum elite.

"Pengkhianatan ini dilakukan oleh elite bangsa kita sendiri. Elite kita sudah tidak berpikir kepentingan yang besar, tidak berpikir kepentingan rakyat, mereka hanya berpikir untuk kepentingan kelompok dan keluarganya," kata Prabowo dalam pidato sambutannya di Rakernas LDII, di Pondok Gede, Jakarta, Kamis (11/10/2018).

Prabowo juga mengungkapkan, elite merupakan seluruh kalangan yang dinilai memenuhi ke dalam kategori unsur kepemimpinan di bangsa Indonesia. Namun, mereka kini membuat jurang dengar rakyat yang sejatinya pemilik negeri ini.

"Contoh nyata, Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam, namun tak sepenuhnya hasil kekayaan dapat dirasakan oleh masyarakat," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas