Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerugian dan Kerusakan Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng Lebih dari Rp 13,82 Trilun

biaya untuk merehabilitasi dan rekonstruksi 4 daerah di Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa bumi serta likuefaksi mencapai lebih dari Rp 10 T

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kerugian dan Kerusakan Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng Lebih dari Rp 13,82 Trilun
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas membersihakan puing-puing pasca Tsunami yang menghantam kawasan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)) mengumumkan bahwa Gubernur Sulawesi Tengah memutuskan masa tanggap darurat gempa dan tsunami Palu akan diperpanjang hingga 14 hari ke depan, dari tanggal 13 Oktober hingga 26 Oktober 2019. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan biaya untuk merehabilitasi dan rekonstruksi empat daerah di Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa bumi serta likuefaksi mencapai lebih dari Rp 10 Triliun.

Keempat wilayah yang terdampak langsung tersebut adalah Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

"Diperkirakan untuk membangun kembali daerah terdampak bencana nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp 10 triliun," ujar Sutopo seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (21/10/2018).

"Tentu ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun pemerintah dan pemerintah daerah akan siap membangun kembali nantinya."

"Tentu membangun yang lebih baik dan aman sesuai prinsip build back better and safer," kata dia.

Sutopo mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan sementara Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB per Sabtu (20/10/2018), kerugian dan kerusakan akibat bencana mencapai lebih dari Rp 13,82 triliun.

Dari Rp 13,82 triliun, dampak kerugian ekonomi akibat bencana mencapai Rp 1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 triliun.

Berita Rekomendasi

Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi lima sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp 7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp 701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp 1,66 triliun, sektor sosial Rp 3,13 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp 378 miliar.

Sutopo menambahkan, dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah yang paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana.

Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat.

Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman di sana.

Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa.

Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.

Sementara itu berdasarkan sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp 7,63 triliun, Kabupaten Sigi Rp 4,29 triliun, Donggala Rp 1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp 393 miliar.

"Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini akan bertambah, mengingat data yang digunakan adalah data sementara," kata Sutopo.

Dampak bencana hingga Minggu (21/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat 2.256 orang meninggal dunia.

Data sebaran korban yakni, di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang.

Sementara, sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik.

Selain itu, kerusakan meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, jalan 168 titik retak dan jembatan 7 unit. (*)

oro

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas