Anggota Komisi V DPR: Rp 130 Miliar Per Tahun Untuk Pemeriksaan Pesawat Layak Terbang
aspek Human error pada jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin kemarin sangatlah menonjol.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Jhonny Alen Marbun mengatakan bahwa aspek Human error pada jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin kemarin sangatlah menonjol.
"Siapapun tidak menginginkan terjadi. Tapi di sini human errornya menonjol. Beda dengan bencana alam," ujar Jhonny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (30/10/2018).
Menurut Jhonny seharusnya ada pemeriksaan cermat terhadap pesawat yang akan terbang. Apalagi menurutnya berdasarkan informasi pesawat yang jatuh kemarin, sempat bermasalah sehari sebelumnya.
"Bahkan dari Bali sudah ada informasi bahwa terjadi sesuatu pada pesawat itu. Harusnya kan, sebaga otoritas, Ditjen perhubungan udara, mereka sudah ada dong cek and ricek terhadap pesawat itu di Bali. Kan ada konektivitas. Sebagai otoritas bahwa itu pesawat layak terbang atau tidak," katanya.
Menurutnya tidak ada alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap pesawat yang akan terbang. Pemerintah telah menganggarkan Rp 130 miliar per tahun untuk pemeriksaan pesawat.
Baca: Polda Metro Bakal Usut Penyebar Berita Hoaks Kecelakaan Pesawat Lion Air
Meskipun demikian Jhonny enggan terburu-buru menyalahkan pihak maskapai atas jatuhnya pesawat tersebut. Menurutnya keputusan salah tidaknya maskapai, menunggu hasil investigasi pihak yang berwenang.
"Soal sanksi ada aturan-aturan setelah adanya penyelidikan dan penyidikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh menghujam bumi pada Senin (29/10/2018) pagi. Seharusnya, pesawat tersebut tiba di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.
Pesawat ini membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 Pilot dan 5 Flight Attendant.
Pesawat Lion Air JT-610 ini diketahui kehilangan kontak 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut informasi pesawat ini takeoff pukul 06.20 WIB dan kehilangan kontak pada pukul 06.33 WIB.