Makan Malam Terakhir Erisco Dengan Sang Ayah, Sebelum Pesawat Lion Air memisahkan Mereka
Hari pertama Harwinoko tiba di rumah setelah berdinas di Pangkalpinang sebagai pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bibir Erisco seakan tak berhenti bergetar saat menceritakan sosok sang ayah Harwinoko, salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Erisco masih ingat betul Sabtu pekan lalu, dia dan ayahnya memutuskan untuk tidak ke pasar membeli jajanan tradisional, yang merupakan agenda rutin dirinya dan sang ayah diakhir pekan.
Hari itu merupakan hari pertama Harwinoko tiba di rumah setelah berdinas di Pangkalpinang sebagai pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Bapak, kenapa tidak ke pasar? Biasanya setiap bapak ke Jakarta kami ke pasar beli jajanan tradisional," cerita Erisco, saat di temui di Rs Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).
Erisco yang baru saja menyerahkan sejumlah barang milik ayahnya untuk pencocokan data ante mortem guna identifikasi korban, mengatakan saat itu sang ayah merasa cukup lelah dibandingkan hari biasanya.
Saat itu, sang ayah menceritakan soal pekerjaannya yang menumpuk jelang akhir tahun.
"Kamu tahulah Erisco kalau sudah akhir tahun pekerjaan banyak di kantor, numpuk semua," ujar Erisco menirukan perkataan ayahnya saat itu.
Baca: Jenazah Dua Bayi Penumpang Pesawat Lion Air JT 610 Ditemukan
Baca: Kopilot Cantik Mengaku Ditelanjangi Oknum Petugas Medis RSUD Dr Soetomo Surabaya, Ini Kronologinya
Sambil menenteng amplop coklat yang berisikan rontgen gigi ayahnya, Erisco menyebut sepanjang akhir pekan, Ia menghabiskan hari berduaan dengan sang ayah di rumah.
Mereka hanya ke luar rumah pada hari Minggu malam untuk pergi makan malam bersama.
Senin pagi saat hari naas itu terjadi, Erisco masih ingat, saat bapaknya mengetuk pintu kamarnya untuk sekadar berpamitan.
"Senin pagi jam tiga, bapak mengetuk pintu kamar saya, ngabarin mau pamit pergi ke Pangkalpinang," ujarnya.
Sambil menaham kantung, Ia hanya menuruti permintaan ayahnya untuk tidak bangun.
"Saat itu bapak bilang istirahat saja enggak usah bangun," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.