Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengunjungi Ruang Postmortem RS Polri, Tempat Pemeriksaan Bagian Tubuh Korban Lion Air PK-LQP

Ruangan postmortem RS Polri itu dari hari Senin (29/10/2018) hingga Jumat (2/11/2018) ini terus dikirimi kantong jenazah dari para korban Lion Air.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mengunjungi Ruang Postmortem RS Polri, Tempat Pemeriksaan Bagian Tubuh Korban Lion Air PK-LQP
Tribunnews.com/Reza Deni
Suasana ruangan postmortem RS Polri Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ruangan postmortem RS Polri itu dari hari Senin (29/10/2018) hingga Jumat (2/11/2018) ini terus dikirimi kantong jenazah dari para korban Lion Air PK-LQP.

Mula-mulanya, akan ada ambulans yang datang dari arah kanan ruangan postmortem, yang kemudian ambulans itu berhenti tepat di depan ruang berpintu merah tersebut.

Para petugas sudah bersiaga, mengambil meja jenazah.

Sementara petugas ambulans mengangkat kantong dari ambulans.

Begitu kantong ditaruh di atas keranda terbuka itu, para petugas kamar morten akan membawanya ke dalam.

Pihak RS Polri memberikan kesempatan kepada Tribunnews.com dan para awak media lain untuk mengetahui apa saja kegiatan yang ada di dalam ruang postmortem tersebut.

Berita Rekomendasi

Sesaat setelah masuk, langsung terpampang di dinding sejumlah kertas melekat yang bertuliskan data bagian tubuh korban pesawat Lion Air PK-LQP.

Baca: Sudah 61 Kantong Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 RS Diterima RS Polri

Sementara tak jauh dari sana, tiga meja jenazah berdiri sejajar, dan peti jenazah berwarna cokelat terletak di ujung ruangan.

"Begitu kantong jenazah datang, itu langsung diregistrasi dan dibawa ke ruang pendingin. Kemudian akan diperiksa dan lain sebagainya," ujar dr. Niken Budi Setiawati selaku dokter spesialis forensik tim DVI RS Polri, Jumat (2/11/2018).

Untuk peti jenazah tersebut, Tribunnews.com mendapatkan informasi dari Kepala Forensik RS Polri, Kombes Pol dr. Edi Purnomo bahwa peti tersebut wajib ada di sana.

"Di sini itu satu hari ada 15 orang yang meninggal dan karena itu kami wajib sediakan peti jenazah, jadi mau ada peristiwa besar atau tidak ada, peti jenazah itu harus ada," ujarnya

Setelah dari sana, dr. Niken kemudian mengajak untuk melihat ruangan berikutnya, dan di ruangan terdapat lebih banyak meja jenazah, peralatan kedokteran lainnya, dan juga mesin pendingin.

Sejumlah awak media kemudian tampak terlihat memakai masker yang disediakan begitu masuk ke ruang selanjutnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas