Djarum Foundation Tanam 10 Ribu Trembesi, Siap Teduhkan Semarang
Dari tahun 1986 hingga 2006, Semarang dan Yogyakarta mengalami kenaikan suhu udara yang mencapai 0,2 derajat celcius.
Dari tahun 1986 hingga 2006, Semarang dan Yogyakarta mengalami kenaikan suhu udara yang mencapai 0,2 derajat celcius. Bencana kekeringan pun diprediksi akan meningkat di masa depan.
Jalan tol yang merupakan jalur vital transportasi orang dan barang, juga memerlukan penghijauan demi memberikan kesejukan dan juga mengurangi dampak CO2 dan perubahan iklim.
Menjawab persoalan itu, Djarum Foundation meluncurkan program Djarum Trees For Life (DTFL) Trans Jawa di Semarang, yang sebelumnya telah menghijaukan tol Cipali pada tahun 2015 lalu. Kali ini, Djarum Foundation kembali mewujudkan penanaman 10 ribu pohon Trembesi di jalur tol Semarang-Batang.
Pohon trembesi sendiri memiliki bentuk batang yang besar dan bisa berumur mencapai ratusan tahun.
Tidak hanya bisa dijadikan sebagai peneduh, pohon ini sangat cepat dalam menyerap air sehingga warga tak perlu lagi khawatir ketika banjir datang.
“Inisiatif penanaman Trembesi ini merupakan upaya nyata Djarum Foundation yang bekerjasama dengan Jasa Marga Semarang - Batang untuk melestarikan dan menjaga lingkungan demi kehidupan yang lebih baik di masa depan,” ungkap Vice President Djarum Foundation FX Supanji di sela-sela prosesi penanaman.
Seremoni penanaman tersebut diadakan pada Sabtu, 3 November 2018 dihadiri pula Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, S.H., M. IP dan Pimpinan Proyek PT Jasamarga Semarang Batang Ir. R. Beni Dwi Septiadi. Prosesi seremoni penanaman dilakukan di area Jembatan Kali Kuto yang kelak akan menjadi ikon dari jalan tol Semarang – Batang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyambut baik upaya penghijauan yang akan terbentang sepanjang 75 kilometer tersebut. Apalagi, Tol Semarang – Batang nantinya menjadi ‘urat nadi’ jalur distribusi di wilayah Jawa Tengah bagian utara.
Sehingga, penanaman pohon akan berdampak positif bagi kenyamanan pengguna tol dan juga mengurangi dampak gas CO2.
“Tol ini merupakan program strategis nasional yang harus sukses untuk membuka jalur cepat Jawa. Untuk itu banyaknya kendaraan yang akan lewat dengan emisi gas buang yang pasti meningkat harus diimbangi dengan penanaman pohon sebanyak-banyaknya. Peran serta masyarakat diperlukan agar jalur ini rindang, sejuk dan menyerap emisi. Terima kasih pada Djarum Foundation yang telah turut serta aktif membantu penghijauan ini,” kata Ganjar.
Proses penanaman 10 ribu Trembesi akan dilakukan setelah pembangunan Tol Semarang-Batang rampung dikerjakan.
Hingga saat ini, pembangunan sudah mencapai 80 persen dan diproyeksikan akan dibuka secara fungsional saat Libur Natal dan Tahun Baru Desember mendatang.
Perawatan Pohon
Tidak hanya Trembesi, Djarum Foundation juga akan menanam jenis pohon berbunga dan pohon buah di beberapa ruas seperti interchange, rest area hingga kantor pengelola jalan tol.
Selain menanam beragam pohon, Djarum Foundation bekerjasama dengan pengelola tol akan melakukan perawatan pada pohon-pohon tersebut hingga tiga tahun ke depan. Perawatan ini meliputi, penyiraman, pemupukan, pemangkasan, hingga penggantian bila ada pohon yang rusak atau mati.
“Sehingga nantinya diharapkan ruas tol Semarang – Batang menjadi lebih hijau dan nyaman. Tidak hanya bagi pengguna jalan tol, tapi juga bagi pekerja dan pihak pengelola,” tambah FX Supanji.
Selain ruas tol Semarang – Batang, tahun ini program DTFL Djarum Foundation juga akan melakukan penanaman Trembesi pada ruas tol lainnya seperti jalur Surabaya – Mojokerto, jalur Gempol – Pasuruan dan Kertosono – Ngawi.
Pemilihan Trembesi tak lepas dari efektivitas pohon berjuluk Ki Hujan atau Rain Tree ini yang sangat unggul dalam menyerap gas CO2.
Satu pohon dewasa mampu menyerap 28,5 ton CO2 pertahun. Lalu, bentuk pohon seperti kanopi atau payung raksasa ini juga bisa menurunkan suhu udara hingga 4 derajat celcius di bawah kerindangannya.