Kepala Basarnas Tak Kuasa Menahan Tangis di Hadapan Keluarga Korban Pesawat Lion Air
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi terlihat menangis di hadapan keluarga korban Pesawat Lion Air Pk-LQP.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi terlihat menangis di hadapan keluarga korban Pesawat Lion Air Pk-LQP.
Pantauan Tribun, Kepala Basarnas Syaugi yang tampak mengenakan pakaian dinasnya, menyampaikan hasil operasi pencarian pesawat Lion Air penerbangan JT610 selama 7 hari belakangan ini.
Keterangan itu disampaikannya di Hotel Ibis Centeral, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018) pagi.
Syaugi menyampaikan hasil operasi pencarian pesawat Lion Air penerbangan Jt610 resgistrasi pesawat PK-LQP. Di sela penjelasannya, Syaugi tak kuasa menahan tangisnya. "Bapak ibu setiap hari saya melihat..," ucap Syaugi sambil terisak.
Sempat hentikan bicarnya, Syaugi kemudian melanjutkan. "Saya di lapangan di laut," ucap Syaugi sambil kembali terisak.
Ia terlihat tak sanggup berkata lagi ketika itu. Syaugi juga sempat mendapat sebuah botol air mineal yang disodorkan oleh DVI Polri Brigjen Pol Arthur Tampi. "Maaf," kata Syaugi.
Baca: Rafathar Tolak Berpacaran dan Menikah Ketika Dewasa, Sikap Nagita Slavina Jadi Sorotan
Syaugi mengatakan bahwa pihaknya tak akan menyerah untuk melakukan pencarian pesawat dan korban Lion Air JT610. "Saya untuk melakukan pencarian ini, saya tidak menyerah dengan waktu ini kami tetap all out," jelas Syaugi.
Sontak, tepuk tangan riuh keluarga korban terdengar memeberi semangat kepada Syaugi. "Kalau masih ada 10 hari ini, saya akan terus berusaha untuk mencari saudara-saudara saya ini," lanjut Syaugi.
Baca: KNKT: Mesin Lion Air JT 610 dalam Keadaan Hidup Saat Jatuh ke Laut
Syaugi juga meminta kepada keluarga korban Lion Air JT610 untuk terus mendoakan dalam pencarian korban.
"Kami mohon doanya kepada bapak ibu sekalian dalam melakukan tugas mulia ini, terima kasih pak," terang Syaugi.
Tangis di RS Polri
Sebanyak 13 jenazah berhasil teridentifikasi oleh tim DVI Polri. Jenazah langsung diserahkan kepada keluarga yang sudah dihubungi sebelumnya untuk dimakamkan.
Suara tangis keluarga seketika menyeruak di depan Posko Postmortem yang berada di RS Polri Kramat Jati Jakarta. Jenazah satu persatu dikeluarkan menggunakan peti kayu yang sudah ditempel nama korban.
Keluarga yang sudah menunggu di depan ruangan, tak kuasa menahan tangis. Beberapa diantaranya memegang peti jenazah sembari menangis membaca doa.