PJT II Jatiluhur Salurkan Bantuan Untuk Korban Bencana Palu dan Donggala
Perum Jasa Tirta II Jatiluhur salurkan bantuan dua unit fasilitas penyedia air bersih siap minum (water treatment plant) untuk para korban bencana
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Jasa Tirta II Jatiluhur salurkan bantuan dua unit fasilitas penyedia air bersih siap minum (water treatment plant) untuk para korban bencana alam gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang konsen pada pengelolaan sumber daya air, Perum Jasa Tirta II Jatiluhur berupaya terus menggalang kepedulian terhadap para korban bencana alam di Palu dan Donggala dengan memberikan kontribusi berupa bantuan dua unit fasilitas penyedia air bersih siap minum.
Demikian disampaikan Direktur Utama Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Djoko Saputro dalam sambutannya pada acara penyerahan secara simbolis bantuan dua unit WTP di kantor PJT II, Jakarta, Jumat (9/11/2018).
"Mudah-mudah bisa bermanfaat bagi para korban bencana alam di Sulawesi Tengah. Portable water treatment ini, bisa menghasilkan 400 liter air bersih siap minum perjamnya, dengan sistem operasi semi otomatis," ujar Djoko Saputro.
Menurut Djoko Saputro, alat tersebut merupakan hasil rekayasa enjeniering tim Litbang PJT II dengan Tjakrindo yang menghasilkan water treatmet plant portable dengan keluaran air bersih dan air minum.
Sehingga sangat cocok untuk di gunakan di daerah-daerah yang sulit air bersih dan lokasi lokasi-lokasi bencana seperti yang telah kami lakukann di lokasi gempa Lombok.
Baca: Politik Genderuwo Itu Istilah Simbolik Kepada Pihak Yang Selalu Lontarkan Pandangan Pesimistis
"PJT II Jatiluhur telah mengirimkan dua unit mesin WTP ke Lombok yang hingga saat ini beroperasi dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana," jelas Djoko Saputro.
Secara simbolis, bantuan diberikan di Kantor PJT II di Jalan KH Agus Salim No 69 Menteng Jakarta Pusat, Jumat 9 November 2018.
Hadir pada acara tersebut, Deputi Usaha Bidang Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah. (*)