Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sindiran Jokowi untuk Politikus, dari 'Sontoloyo' hingga 'Genderuwo'

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memperkenalkan istilah baru untuk menyindir politikus dengan sebutan 'genderuwo' usai menggunakan 'sontoloyo'.

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
zoom-in Sindiran Jokowi untuk Politikus, dari 'Sontoloyo' hingga 'Genderuwo'
Biro Pers Setpres/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam pembukaan Kongres XX Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (30/10/2018) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memperkenalkan istilah baru untuk menyindir politikus dengan sebutan 'genderuwo' usai menggunakan sebutan 'politikus sontoloyo'.

Hal itu disampaikan Jokowi saat membagikan 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018).

Dikutip dari Kontan.co.id, 'politik genderuwo' yang dimaksud Jokowi ditujukan kepada politikus yang kerap menyebarkan propaganda yang menakut-nakuti masyarakat.

Menurut Jokowi, di tahun politik saat ini, banyak politikus yang pandai memengaruhi.

"Yang tidak pakai etika politik yang baik. Tidak pakai sopan santun politik yang baik. Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran," kata Jokowi.

Tak hanya itu, setelah ditakut-takuti politikus itu kerap membuat sebuah ketidakpastian dan menggiring masyarakat yang tidak benar serta ragu-ragu.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," tambah Jokowi.

Berita Rekomendasi

"Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali," lanjut dia.

Sehingga, ia menilai jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan.

Apalagi, ia menilai aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan, kerukunan.

BACA BERITA SELENGKAPNYA >>>

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas