Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Wakil Ketua KPK Pernah Disebut ‘Kambing’ dalam Penyelesaian Kasus Penyerangan Kepada Novel

Bahkan dirinya mengaku pernah disebut ‘kambing’ karena dinilai lamban dalam mengupayakan menyelesaikan kasus itu.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cerita Wakil Ketua KPK Pernah Disebut ‘Kambing’ dalam Penyelesaian Kasus Penyerangan Kepada Novel
Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Saut Situmorang mengatakan tekanan untuk segera menyelesaikan kasus penyerangan kepada penyelidik KPK, Novel Baswedan juga sering ditujukan kepada dirinya dan pimpinan KPK lainnya saat ini.

Tekanan kepada pimpinan KPK itu menurutnya semakin besar ketika 600 hari sejak kasus itu terjadi tiba dan tak ada kemajuan penyelidikan yang signifikan dalam kasua itu.

Bahkan dirinya mengaku pernah disebut ‘kambing’ karena dinilai lamban dalam mengupayakan menyelesaikan kasus itu.

“Dalam berbagai kesempatan saya sampaikan bahwa pimpinan KPK terus berusaha agar kasus itu cepat terungkap dan terselesaikan, karena saya pun berpikir bagaimana bila kejadian yang sama menimpa saya, salah kalau ada yang bilang pimpinan KPK santai dalam menghadapi kasus itu, bahkan sampai ada yang pernah mengatakan saya kambing,” ujarnya ditemui di Hotel Akmani, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018).

Baca: Kubu Prabowo-Sandi Perbanyak Basis Pemenangan di Jawa Tengah ‎

Namun Saut enggan mengungkapkan siapa yang menyebut dirinya seperti itu.

Saut mengakui bahwa hingga 600 hari terjadinya penyerangan kepada Novel belum ada kemajua berarti dalam penyelidikannya di tahun 2018 ini.

“Kasus Novel memang belum selesai dan tim KPK bersama tim dari Polri masih terus bekerja hingga saat ini, walaupun tahun ini memang tidak ada kemajuan berarti,” terangnya.

Berita Rekomendasi

Saut mengakui tidak ada kemajuan berarti dalam penyelidikan kasus itu menimbulkan persepsi liar di masyarakat.

Namun dirinya mengaku KPK belum mau menanggapi persepsi-persepsi itu untuk bekerja senyap agar mencapai kemajuan yang signifikan.

“Memang framing-framing di luar itu belum diklarifikasi seperti apakah yang dipanggil sebagai saksi tidak bersedia dimintai keterangan, kita bekerja senyap dulu saja supaya tidak banyak “noise”, sehingga hasilnya signifikan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas