Kubu Jokowi Sebut Hoax Kini Jadi Industri Dalam Demokrasi
Direktur Kampanye Kubu Jokowi-Ma'ruf, Benny Ramdhani, menyebut hoax atau berita bohong kini menjadi industri dalam demokrasi.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Kampanye Kubu Jokowi-Ma'ruf, Benny Ramdhani, menyebut hoax atau berita bohong kini menjadi industri dalam demokrasi.
Ia mengatakan, era industri hoax menyeruak sejak pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
"Ini sudah menjadi industri yang kita wapasdai yaitu hoax. Kemudian fitnah, adu domba, kemudian sentimen antara suku dan agama. Fenomena ini muncul saat Pilkada DKI," Benny, dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (15/12/2018).
Baca: Menhan Gelar Silaturahim dengan Ulama Serta TNI-Polri
Dalam pesta demokrasi ke depan di 2019, ia mengkhawatirkan menyebarkan hoaxs kian masiv.
"Tidak boleh dinafikan tidak boleh menutup mata. Ini kejahatan demokrasi kebiadaban yang tidak hana mengganggu sistem demokrasi tetapi sistem politik kita. Ini menjadi ancaman sulit bagi peradaban masyarakat," jelas dia.
Untuk itu, dirinya berharap, penyelenggara pemilu KPU maupun Bawaslu, harus benar-benar independen dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
"Kalau bicara oknum kita tidak bisa terlalu yakin bahwa benar-benar mereka (KPU dan Bawaslu) menjunjung tinggi independensi penyelenggara," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menilai, selama 3 bulan masa kampanye ini, Jokowi cenderung diserang isu PKI, agama, maupun kriminalisasi ulama, oleh kubu tertentu.
"Kita ini terlalu diam, hoax, fitnah. Katakanlah, Pak Jokowi dengan penuh penistaan dilakukan oleh kelompok lain dipersonifikasi seolah-olah sebagai calon presiden yang anti islam, tidak jelas keagamaannya, melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Bahkan, dituduh komunis. Ini cara-cara yang biadab, yang selama ini kita mengambil posisi diam. Kita tidak melakukan perlawanan apapun," jelas Benny.