Prihatin Kondisi Muslim Uighur, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Kejadian Seperti Rohingya
Ma'ruf mengaku prihatin atas sikap pemerintah China, dan berharap mereka dapat memperlakukan kelompok Uighur dengan baik
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin angkat bicara soal kondisi etnis Uighur. Ma'ruf mengaku prihatin atas sikap pemerintah China, dan berharap mereka dapat memperlakukan kelompok Uighur dengan baik seperti warga China lainnya.
"Kita harap supaya pemerintah RRC (China, -red) memperlakukan kelompok Uighur yang kebetulan beragama Islam supaya diperlakukan dengan baik sebagai warga negara China," ujar Ma'ruf, di Yayasan Pondok Pesantren Islam El Nur El Kasysyaf (YAPINK), Tambun, Bekasi, Sabtu (22/12/2018).
Ia berharap jangan sampai ada tindakan berlebihan atau tidak manusiawi, hanya karena kelompok tersebut beragama Islam.
Pria berusia 75 tahun itu kemudian meminta pemerintah Indonesia untuk mencoba memfasilitasi agar China bisa lebih baik memperlakukan kelompok Uighur.
"Karena itu kita minta pemerintah kita mencoba untuk bagaimana memfasilitasi supaya perlakuan negara China terhadap kaum muslim Uighur bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih manusiawi dan lebih baik sesuai aturan-aturan," kata dia.
Permintaan Ma'ruf bukan tanpa alasan. Pasalnya ia melihat adanya potensi kelompok Uighur akan serupa dengan kaum Rohingya di Myanmar.
Ia pun mengimbau agar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak tinggal diam menyingkapi masalah tersebut. Karena Ma'ruf enggan kejadian di Rohingya terulang kepada Uighur.
"Kita minta PBB jangan sampai terjadi peristiwa-peristiwa di Rohingya, ada pengusiran dan perlakuan tidak adil. Jangan sampai seperti itu. Kita harap muslim Uighur tidak mengalami seperti muslim di Rohingya," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, saati ini pemerintah China tengah dihujani kritik dari dunia, termasuk Indonesia atas perlakuan mereka terhadap suku Uighur yang dianggap menindas. Perlakuan yang dimaksud adalah seperti menahan warga suku Uighur di kamp-kamp khusus.
Sebuah komite PBB mendapat laporan soal ditahannya satu juta warga Uighur dan kelompok Muslim lainnya di wilayah Xinjiang Barat pada Agustus 2018 lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.