Gubernur Anies Jenguk Korban Tsunami Banten di RSUD Tarakan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Jakarta sangat berduka atas musibah tsunami di kawasan pesisir Banten dan Lampung Selatan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Jakarta sangat berduka atas musibah tsunami di kawasan pesisir Banten dan Lampung Selatan.
Terlebih yang juga menjadi korban adalah keluarga besar RSUD Tarakan, sebanyak 54 korban yang terdiri dari 20 karyawan dan anggota koperasi RSUD Tarakan beserta keluarganya ikut tersapu derasnya ombak yang diduga akibat longsor bawah laut pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau bersamaan dengan adanya gelombang pasang akibat bulan purnama.
Rasa bela sungkawa tersebut juga ditunjukkan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya yang langsung menjenguk para korban tsunami di RSUD Tarakan.
“Kami menjenguk korban tsunami Banten, kita semua merasa berduka dan kehilangan atas wafatnya pada saat ini ada 10 orang yang meninggal, lalu ada 11 yang luka terdiri dari 9 keluarga besar RSUD Tarakan dan 2 warga DKI” ungkap Gubernur Anies usai bertemu para korban.
Baca: Menko PMK Puan Maharani Ucapkan Belasungkawa atas Musibah Tsunami di Banten dan Lampung
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta memang bergerak cepat ketika mendapat info terkait tsunami Banten yang berimbas ke acara gathering para karyawan dan pengurus koperasi RSUD Tarakan di kawasan pesisir Carita, Banten, dengan mengirim langsung beberapa ambulan untuk menjemput para korban. Hingga saat ini ada 18 korban yang dalam perjalanan ke RSUD Tarakan.
“Kami di Pemprov DKI akan mengerjakan semua hal yang bisa dikerjakan, dari tadi pagi kita sudah kirimkan ambulan kesana, dari BPBD dan Damkar untuk membantu dalam rehabilitasi disana,” tambah Gubernur Anies.
Gubernur Anies menegaskan penanganan cepat akan terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta bahkan seluruh RSUD di Jakarta siap menampung warga DKI Jakarta yang menjadi korban tsunami Banten.
“Saat ini kebijakan kita adalah semua warga DKI yang disana siap angkut dibawa ke Tarakan, atau kita rujuk ke RS lain dan semua biaya yang terkait dengan pengobatan dan yang meninggal seluruhnya dicover pemprov,” tandasnya.