Kesaksian Warga Melihat Rumahnya Diterjang Ombak Setinggi Pohon Kelapa
Ia melihat ke luar dan mendapati ombak setinggi pohon kelapa mengarah ke rumahnya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Saat gemuruh terdengar pada Sabtu (22/12/2018) pukul 21.30 WIB, Alfa, warga Caringin, Kabupaten Pandeglang, Banten tengah tertidur pulas bersama ketiga anak dan suaminya.
Alfa kemudian terbangun.
Ia melihat ke luar dan mendapati ombak setinggi pohon kelapa mengarah ke rumahnya.
Adapun Rumah Alfa hanya berjarak 10 meter dari bibir Pantai Carita.
"Lagi tidur saya sama anak-anak, ada suara gemuruh air biasa cuma keras, saya kira orang ribut-ribut, enggak tahunya, pas saya ke luar, saya lihat ombak setinggi pohon kelapa, tetapi masih di laut, sudah dekat pantai," kata Alfa kepada Kompas.com di Masjid Jami Tenjolahang Timur, Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018).
Saat melihat ombak tersebut, Alfa melihat tetangganya lari berhamburan ke bukit.
Dia pun langsung membangunkan anak-anaknya dan suaminya untuk segera kabur juga.
Beruntung, dia beserta keluarganya masih sempat menyelamatkan diri ke atas bukit bersama warga lainnya.
Alfa mengatakan, dia melihat ombak setinggi lebih kurang tujuh meter menghempas rumahnya dan rumah warga lainnya.
"Rumah saya kena, cuma alhamdulillah enggak hancur, tetapi rumah sekitar saya ada yang hancur roboh," ujar Alfa.
Setelah air laut surut, dia langsung berjalan kaki menuju daerah Tenjolahang Timur bersama warga lainnya untuk mengungsi di Masjid Jami.
Sejumlah bantuan logistik berupa makanan, selimut, dan pakaian bersih pun sudah didapatkannya.
Meski rumahnya berhasil selamat dari kehancuran, Alfa tetap sedih karena warung makan miliknya yang berada di depan rumahnya roboh kemudian menyatu dengan tanah.
"Rumah saya selamat tapi warung saya hancur roboh, semua barang dagangan hilang ke bawa arus hilang semua," ucap Alfa sambil terisak-isak.
Selain kehilangan warungnya, Alfa kehilangan 10 orang anggota keluarganya yang terbawa arus dan sampai saat ini belum ditemukan.
Dia berharap, bencana ini segera berlalu dan 10 orang keluarganya bisa segera ditemukan.
"Saya mau cepat selesai semua ini, saya mau dagang lagi, mata pencaharian dari situ semua, saya sedih warung saya hancur. 10 orang keluarga saya dari bibi juga harus ketemu," ucap Alfa.
Kini, Alfa bersama keluarganya mengungsi di Masjid Jami Kampung Tenjolahang Timur, Jalan Raya Caringin, Pandeglang, Banten.
Dia akan kembali ke rumah setelah mendapat pemberitahuan dari pihak terkait bahwa situasi aman kembali.
Baca: Kisah Wanita Hamil 6 Bulan Selamat dari Terjangan Tsunami
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal dunia akibat tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda berjumlah 222 orang.
Dari 222 jenazah yang telah ditemukan, 185 sudah teridentifikasi dan 37 jenazah sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga.
Sementara itu, korban luka-luka menjadi 843 orang. Kemudian korban yang belum ditemukan 28 orang.
Kerusakan material meliputi 556 unit rumah, 9 unit hotel, 60 warung kuliner, dan 350 kapal dan perahu rusak.
Evakuasi korban masih terus dilakukan satuan instansi Polri, TNI, dan pihak lainnya. Evakuasi mulai menyebar hingga wilayah yang belum terjangkau seperti di daerah Tanjung Lesung, Kecamatan Sumur.
Jenazah korban meninggal tsunami Selat Sunda tersebut berdasarkan hasil pencarian tim di sejumlah wilayah terdampak, seperti Kecamatan Sumur, Tanjung Lesung, Panimbang, Labuan, Carita, Cinangka, dan Pulau Sangiang.
Korban meninggal tidak lagi dikumpulkan ke puskesmas setempat, tetapi langsung dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang dan RSUD dr Drajat Prawiranegara Kota Serang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian Alfa Lihat Ombak Setinggi Pohon Kelapa Menerjang Rumahnya"
Penulis : Dean Pahrevi