Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG Analogikan Pendeteksian Tsunami Selat Sunda seperti 'Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah'

4 penjelasan kondisi tsunami Selat Sunda dari staff BMKG, gunakan analogi gajah dan ayam hingga gambarkan kondisi terkini di lapangan.

Editor: Tiara Shelavie
zoom-in BMKG Analogikan Pendeteksian Tsunami Selat Sunda seperti 'Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah'
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Kawasan Mutiara Carita Resort yang terdampak paling parah dari gelombang tsunami Selat Sunda di kawasan Carita, Minggu (23/12/2018). 

TRIBUNNEWS.COM - 4 penjelasan kondisi tsunami Selat Sunda dari staff BMKG, gunakan analogi gajah dan ayam hingga gambarkan kondisi terkini di lapangan.

Tsunami yang melanda Selat Sunda dan menimbulkan duka serta kerusakan juga korban jiwa masih jadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Salah satu staff BMKG pun mencoba membantu menjelaskan tentang kondisi tsunami Selat Sunda yang terjadi Sabtu (22/12/2018) lalu.

Penjelasan yang ditulis oleh akun @Priyobudi Priyo tersebut diposting oleh akun Instagram @infobmkg.

Berikut penjelasaanya yang terangkum dalam 4 poin :

Cara Mengenali Perbedaan Tsunami dan Gelombang Tinggi, Simak Agar Tak Salah Paham

Bagai menjaring AYAM dengan Perangkap GAJAH.

Logika sederhana dari salah satu staff BMKG yang dapat menjelaskan kondisi tsunami selat sunda kemarin.

Berita Rekomendasi

Tetap semangat untuk @infobmkg dan @pvmbg_kesdm untuk indonesia yang lebih baik (emoji)

Logika Sederhana Staf BMKG Soal Tsunami Banten & Lampung: Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah

1. Setiap Aktivitas Alam Miliki Karakter Beda Namun dapat Picu Tsunami

Setiap aktivitas alam seperti gempa bumi tektonik, gunung api, dan longsor, diidentifikasikan sebagai bencana geologi.

Ketiganya memiliki karakteristik berbeda, namun bisa menyebabkan tsunami jika kekuataany cukup besar (magnitudo 7 ke atas atau patahannya sebesar 50x10 km persegi dengna pergeseran sekitar 1 meter atau lebih).

2. Analogi Gajah

Gempabumi tektonik diibaratkan sebagai gajah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memiliki perangkap gajah yang berguna untuk mendeteksi datangnya gempabumi tektonik ini dengan ukuran jaring kira-kira 100x100km persegi.

Analogi gajah ini diberikan karena dampak kerusakan yang ditimbulkan besar dan luas.

Pasca Tsunami Banten & Lampung, Tulisan Selat Sunda Rawan Bencana oleh Kabid BMKG Ini Jadi Trending

3. Analogi Ayam dan Anak Ayam

Sementara itu, tsunami Selat Sunda disebabkan o;eh erupsi gunung api yang diikuti longsor.

Kekuatan erupsi setara dengan gempa magnitundo 3.

Skala longsor yang terjadi setara dengan gempa magnitundo 2.

Jika dibandingkan maka hal ini sangat jauh dari hal yang bisa memicu tsunami.

Itulah sebabnya, gunung api dan longsor dianalogikan sebagai ayam dan anak ayam.

Update Terbaru Tsunami Banten & Lampung: Jumlah Korban Meninggal, Luka, dan Hilang Bertambah

4. Realita di Lapangan

Sementara ini, di lapangan BMKG memang memiliki perangkap gajah.

Untuk menangkap ayam yang bisa memicu datangnya gajah, diperlukan jaringan yang lebih kecil, yakni sekitar 1-3 km persegi.

Tanggungjawab ini sebenarnya diberikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) namun PVMBG sendiri masih dinilai terbatas untuk menangkap ayam-ayam ini.

Berikut postingan akun Instagram @infobmkg tentang penjelasan 'Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah'.

(TribunStyle.com/ Suli Hanna)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 4 Penjelasan Kondisi Tsunami Selat Sunda dari Staff BMKG: Gunakan Analogi Gajah dan Ayam

Sumber: TribunStyle.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas