Prabowo-Sandi Coba Peruntungan di Kandang Banteng
Setelah kampanye perdana pada deklarasi damai di lapangan Monas 23 September, keesokan harinya Sandaga Uno langsung terbang ke Semarang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pasca ditetapkan sebagai calon presiden dan wakil presiden pada 20 September 2018 lalu, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, langsung mensosialisasikan visi-misinya ke sejumlah daerah di Indonesia.
Setelah kampanye perdana pada deklarasi damai di lapangan Monas 23 September, keesokan harinya Sandaga Uno langsung terbang ke Semarang.
Pulau Jawa menjadi fokus kampanye Pasangan Capres-Cawapres yang diusung Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS itu. Pasalnya tiga provinsi di Pulau Jawa yakni Jabar, Jatim, dan Jateng memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang besar.
Jumlah DPT di Jabar sendiri mencapai 32,636 juta jiwa. kemudian Jatim 31, 01 juta, dan kemudian Jawa Tengah 27.896 juta orang.
Baca: Djoko Santoso Sebut Prabowo Tidak Ngawur Bandingkan Ekonomi Indonesia dengan Haiti
Oleh karenanya tidaklah salah apabila kampanye Prabowo-Sandi lebih banyak di Pulau Jawa ketimbang wilayah lainnya. Berdasarkan catatan Tribunnews sejak 6 Oktober hingga 24 Desember 2018, lebih 50 hari Sandiaga berkampanye di pulau Jawa mulai dari Jakarta hingga Banyuwangi.
Sementara hanya 16 hari kampanye di luar pulau Jawa, mulai dari Aceh hingga Gorontalo.
Baca: Ketua BPN Prabowo-Sandi Setuju Materi Bencana Masuk dalam Debat Capres-Cawapres
Sementara itu Prabowo yang berbagi tugas kampanye dengan Sandiaga juga lebih banyak mengikuti sejumlah kegiatan di Pulau Jawa. Mulai dari Bondowoso, Surabaya, Solo, Boyolali, dan lainnya.
Seperti yang dikatakan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan 19 Oktober lalu. Menurutnya siapa yang dapat memenangkan suara di pulau Jawa maka dialah yang akan menang Pilpres. "Ya tentu prioritasnya adalah Pulau Jawa karena 60 persen suara nasional," kata Zulkifli.
Dari 6 Wilayah yang ada di Pulau Jawa, mulai dari Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Yogyakarta, dan Jatim. Prabowo-Sandi memfokuskan kampanye di Jawa Tengah. Alasannya gap suara Prabowo-Sandi dengan lawannya Jokowi-Ma'ruf, masih cukup besar. Oleh karena itu Prabowo-Sandi memperkuat basis pemenangan di wilayah yang gubernurnya berasal dari PDIP tersebut.
"Ini juga hasil analisa saya bahwa saya khususnya masih memerlukan tingkat pengenalan dan tingkat keterpilihan yang lebih tinggi di Jawa Tengah," kata Sandi di Pasar Sunangiri, Rawamangun, Jakarta Timur 12 Desember lalu.
Baca: Terkait Kasus HAM. Sandiaga: Pak Prabowo dan Saya Siap Menjawab
Fokus pemenangan di Jawa Tengah, karena Prabowo-Sandi menganggap bahwa wilayah lainnya di pulau Jawa terutama Jabar dan Jatim sudah aman dan tidak bisa digenjot lagi. Dengan memperkuat basis pemenangan di Jawa Tengah, diharapkan gap 4 persen yang diklaim kubu Prabowo Sandi masih tertinggal dari kubu Jokowi-Ma'ruf dapat dikejar.
"Survei bulan November kita hanya tertinggal 4 persen, elektabilitas Prabowo-Sandi sudah menyentuh 40 persen," kata Juru Bicara Prabowo-Sandi Andre kepada Tribunnews 16 Desember lalu.
Dengan memperkuat basis pemenangan di Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai 'Kandang Banteng' dan kantong suara Jokowi, kubu Prabowo-Sandi yakin bisa melampaui Jokowi pada pemungutan suara 17 April mendatang.
Apalagi di Jawa Tengah masih ada jaringan pemenangan Sudirman Said yang diusung Gerindra pada Pilkada Jateng 2018 lalu. Selain itu secara kultural Prabowo dekat dengan Jawa Tengah. "Pak sandi cukup intens memasuki Jawa Tengah dan lalu pak Prabowo kan basis kulturalnya juga di jawa tengah. beliau keturunan orang Kebumen, besar di Banyumas jadi tahu betul medan di jawa tengah seperti apa," kata Sudirman, Rabu, (12/12) lalu.