Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bersama Kawan-kawannya, Ali Nekat Berselancar di Pantai Carita Pasca Tsunami

"Ini mah kami sudah surfing di sini dari hari pertama setelah kejadian tsunami itu," kata Ali kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/12/2018).

Penulis: Reza Deni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Bersama Kawan-kawannya, Ali Nekat Berselancar di Pantai Carita Pasca Tsunami
TRIBUNNEWS/REZA DENI
Ali dan teman-temannya menikmati deburan ombak Pantai Carita, Sabtu (29/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Sepekan pasca bencana tsunami Selat Sunda, pantai di Carita tampak tiidak lagi ramai oleh wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang.

Ditambah lagi kondisi sejumlah sarana pra sarana di sekitar Pantai Carita yang berantakan pasca tsunami Selat Sunda hari Sabtu, 22 Desember 2018 lalu.

Namun, tetap saja ada beberapa wisatawan yang memiliki nyali besar menikmati deburan ombak yang tinggi di sore hari di Pantai Carita. Semisal seperti ditunjukkan Ali (17), warga Carita, yang sore itu tengah berselancar bersama sejumlah kawannya.

Pantauan di lokasi, Ali dan kawan-kawannya sudah berada di sana sejak sekitar pukul 17.00 WIB. Mereka bermain selancar hingga menjauhi bibir pantai, dan tampak ombak sekira 1-2 meter

"Ini mah kami sudah surfing di sini dari hari pertama setelah kejadian tsunami itu," kata Ali kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/12/2018).

Ali mengaku tidak takut dengan ombak besar meskipun pada Sabtu seminggu yang lalu, ombak tersebut membesar dan mengakibatkan 400 orang lebih meninggal dunia.

Baca: Petani di Bima Bantah Gunakan Bibit Jagung Bantuan Pemerintah untuk Pakan Ternak

Berita Rekomendasi

"Kalau ombak pasang kan malam ya, kami di sini mah enggak sampai malam, magrib juga sudah pulangnya," lanjutnya.

Meski dirinya mengungsi, niat belajar berselancar dikatakannya tak pernah terhalang oleh trauma dan rasa takut.

Baca: Olla Ramlan Enggan Berkomentar Terkait Kasus Endorsing Produk Kosmetik

"Saya juga lagi belajar di sini, jadi ya kapan lagi dapat kesempatan kayak begini, pantai sepi, walaupun hampir semuanya rusak ya," selorohnya seraya tertawa.

Tak lama setelahnya, Ali kemudian berteriak kepada kawan-kawannya.

"Ini sudah mau magrib seperti begini ini, kami juga sudah berhenti," kata Ali seraya memegang papan selancarnya dan berjalan menjauhi pantai.

BNPB menyebutkan, sampai Jumat (28/12/2018) pukul 13.00 WIB, tsunami di Selat Sunda telah mengakibatkan 426 orang meninggal dunia, 7.202 orang mengalami luka-luka, dan 40.386 mengungsi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas