BPPT Akan Pasang Tiga Bouy dan CBT di Perairan Gunung Anak Krakatau
“Adanya tiga buah BUOY di satu kompleks Anak Krakatau tersebut akan dapat memberi peringatan yang lebih akurat."
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
"Kelebihan buoy ya data lebih akurat dan presisi, karena tiap ada gelombang naik, dia (buoy) kirim sinyal ke pusat data secara realtime," tegas Hammam.
Sementara itu, untuk pemasangan dan pemeliharaan 3 buoy selama satu tahun, yang rencananya ditargetkan pada sejumlah titik di kompleks Gunung Anak Krakatau, BPPT membutuhkan dana sebesar sekitar Rp 15 miliar.
Dana tersebut bisa diperoleh jika Presiden RI melalui Kementerian Keuangan dan Bappenas menganggarkan untuk proses revitalisasi buoy.
Pertimbangan BPPT tersebut berdasar pada rentetan bencana tsunami yang melanda beberapa wilayah di Indonesia sejak setahun terakhir.
Sebelumnya, Hammam Riza juga mengakui bahwa BPPT pernah bekerjasama dengan banyak lembaga lainnya dalam membangun buoy.
Baca: Gempa di Filipina, Getarannya Terasa Sampai ke Kepulauan Talaud
Penyebaran teknologi tersebut dilakukan pada sejumlah titik di Samudera Hindia.
"Saat itu memang BPPT dilibatkan bersama instansi pemerintah lainnya, dalam melakukan deployment buoy ke samudera Indonesia untuk dipasang di beberapa titik," kata Hammam, di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018).
Namun, kabel bawah laut sebagai penunjang buoy hilang karena pencurian yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.
"Tapi ya saat ini buoy di Indonesia sudah tidak ada, karena perilaku vandalisme yang dilakukan oknum," tegas Hammam.