Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahmad Baidowi Sebut Informasi 7 Surat Suara Tercoblos Diduga Bertujuan Teror Pemilu

"Apakah ada niatan untuk mengacaukan ataupun menggagalkan pemilu di balik menyebarnya informasi sesat tersebut," kata Awiek

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Ahmad Baidowi Sebut Informasi 7 Surat Suara Tercoblos Diduga Bertujuan Teror Pemilu
Fitri Wulandari
Wakil Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi saat ditemui di kawasan Gondandia, Jakarta Pusat, Minggu (11/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi (Awiek) mengatakan kabar adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos patut diduga sebagai bagian dari teror menjelang pemungutan suara pada 17 April mendatang.

"Beredarnya kabar hoaks atau kabar bohong yang menyebutkan ada tujuh kontainer surat suara yang tercoblos patut diduga sebagai teror untuk pemilu," ujar Awiek melalui pesan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Kamis, (3/1/2019).

Baca: Komentar Andi Arief Setelah Unggah Kabar 7 Kontainer Surat Surat Telah Dicoblos: Bantah Sebar Hoax

Awiek yang juga merupakan anggota Komisi II DPR RI tersebut meminta Polisi untuk segera bertindak mengungkap motif penyebaran kabar palsu tersebut. Apakah motif itu hanya iseng atau politis untuk merusak pesat demokrasi masyarakat Indonesia.

"Apakah ada niatan untuk mengacaukan ataupun menggagalkan pemilu di balik menyebarnya informasi sesat tersebut," kata Awiek.

Selain itu menurut Awiek, pihak pihak yang ikut menyebarkan kabar palsu tersebut juga seharusnya diperiksa. Karena kabar palsu mengenai surat suara yang telah dicoblos tersebut telah menimbulkan kepanikan.

"Terbukti KPU-Bawaslu pun malam-malam harus terjun ke lapangan dan ini menguras tenaga dan pikiran," kata Awiek.

Baca: KPU Kumpulkan Bukti-bukti Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Sebelum Lapor ke Polisi

Berita Rekomendasi

Awiek meminta kepada para elite politik untuk tidak menggunakan dan menyebarkan kebohongan dalam pemilu. Karena di era digital ini, kebohongan akan cepat tersebar kepada masyarakat.

"Di era medsos sekarang ini sangat mudah informasi bohong tsb menyebar dan semakin tak bisa dipertanggungjawabkan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas