Berantas Anggota Federasi Miliki Saham Klub, Kemenpora Imbau 'Decision Maker' Gelar Kongres
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto pun menyarankan para 'decision maker' untuk menyelenggarakan kongres demi memberantas munculnya potensi mafia
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya anggota federasi sepak bola yang miliki saham kepemilikan klub membuat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) gerah.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto pun menyarankan para 'decision maker' untuk menyelenggarakan kongres demi memberantas munculnya potensi mafia bola.
"Bisa jadi mudah-mudahan ini didengar oleh para decision maker agar itu (masalah pengaturan skor) menjadi salah satu fokus besar," ucap Gatot saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).
"Poinnya paling tidak kongres memperkecil kemungkinan munculnya hal-hal (mafia bola) yang kita khawatirkan," lanjutnya.
Virus sepak bola bernama pengaturan skor, atau dikenal dengan istilah match fixing kembali mencuat di penghujung 2018.
Pengaturan skor pun diduga melibatkan pejabat-pejabat elite Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), pengurus klub, hingga instrumen pertandingan lain.
Baca: Polda Metro Berencana Panggil Kembali Dahnil Anzar Simanjuntak Soal Kasus Dana Kemah
Pemantik pertama adalah kabar dari laga PSS Sleman kontra Madura FC, di babak playoff Liga 2, atau tepatnya di babak 8 besar.
Kabarnya, Madura FC akan disuap dengan dana sebesar Rp100 juta agar mau mengalah dari PSS.
Bahkan skandal pengaturan skor pun, dalam beberapa tahun sebelumnya, juga melanda tim nasional Indonesia di kompetisi tingkat Asia Tenggara.
Aroma rekayasa skor terendus setelah Timnas Indonesia kalah telak 0-3 dari Malaysia dalam laga leg 1 final Piala AFF 2010.
Sejumlah pemain disebut-sebut menerima uang suap agar tampil tak maksimal dalam laga prestisius itu, padahal mereka sangat diidolakan banyak pecinta sepak bola di Tanah Air.
Manajer timnas saat itu juga dicurigai, dan tentu saja mereka semua membantah terlibat sehingga perdebatan kontroversi pengaturan skor pun terus berlanjut.
Lalu, kembali mencuatnya kasus pengaturan skor membuat Polri mengambil tindakan, dengan membentuk Satgas Anti Mafia Bola yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Hasilnya, dua anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Johar Lin Eng dan Dwi Irianto alias Mbah Putih, berhasil diamankan oleh Satgas Anti Mafia Bola.