Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Skandal Pengaturan Skor, Kemenpora Belum Bekukan PSSI

Virus sepakbola bernama pengaturan skor, atau dikenal dengan istilah match fixing kembali mencuat di penghujung 2018.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Skandal Pengaturan Skor, Kemenpora Belum Bekukan PSSI
Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S Dewa Broto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia sepakbola Indonesia kembali diguncang, yaitu skandal pengaturan skor.

Setelah tiga tahun seakan hilang, kasus pengaturan skor kembali menyeruak dan bahkan melibatkan pejabat-pejabat elite Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), pengurus klub, hingga instrumen pertandingan lain.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S Dewa Broto mengatakan, instansinya belum mengambil sikap terkait pembekuan terhadap PSSI.

"Kami memandang tidak perlu membekukan PSSI. Karena sejauh ini kan tidak ada pelanggaran yang signifikan," ucap Gatot saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).

Ia pun membedakan kasus saat PSSI dibekukan pemerintah pada 2015. Menurutnya, waktu itu PSSI sudah diingatkan tidak mengikutsertakan Arema dan Persebaya pada ISL 2015 karena kedua tim tidak memenuhi syarat administrasi.

"Legalitasnya sebagai klub dan peserta kompetisi ternyata dilanggar. Akibatnya itu jadi pemicu pembekuan," terang Gatot.

Lagi pula, kata dia, PSSI sudah turut serta berupaya bersama Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, untuk menuntaskan masalah pengaturan skor ini.

Berita Rekomendasi

"Jadi kalau kali ini kami tidak ada urgensinya, tidak ada justifikasinya kalau kami harus buru-buru membekukan. Kami sudah menimbang plus-minusnya," tandas Gatot.

Virus sepakbola bernama pengaturan skor, atau dikenal dengan istilah match fixing kembali mencuat di penghujung 2018.

Pemantik pertama adalah kabar dari laga PSS Sleman kontra Madura FC, di babak playoff Liga 2, atau tepatnya di babak 8 besar.

Kabarnya, Madura FC akan disuap dengan dana sebesar Rp100 juta agar mau mengalah dari PSS.

Bahkan skandal pengaturan skor pun, dalam beberapa tahun sebelumnya, juga melanda tim nasional Indonesia di kompetisi tingkat Asia Tenggara.  

Aroma rekayasa skor terendus setelah Timnas Indonesia kalah telak 0-3 dari Malaysia dalam laga leg 1 final Piala AFF 2010.

Baca: Mantan Komisioner Sebut KPU Lamban Respon, Hasilkan Tingkat Kepercayaan di Publik Menurun

Sejumlah pemain disebut-sebut menerima uang suap agar tampil tak maksimal dalam laga prestisius itu, padahal mereka sangat diidolakan banyak pecinta sepak bola di Tanah Air.

Manajer timnas saat itu juga dicurigai, dan tentu saja mereka semua membantah terlibat sehingga perdebatan kontroversi pengaturan skor pun terus berlanjut.

Lalu, kembali mencuatnya kasus pengaturan skor membuat Polri mengambil tindakan, dengan membentuk Satgas Anti Mafia Bola yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Hasilnya, dua anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Johar Lin Eng dan Dwi Irianto alias Mbah Putih, berhasil diamankan oleh Satgas Anti Mafia Bola.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas