Indonesia Penghasil Sampah Plastik Nomor 2 di Dunia, JK Dukung Gerakan Bawa Botol Minum
Indonesia diharapkan bisa melakukan inovasi untuk mengubah kebiasaan masyarakat terkait sampah plastik.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
![Indonesia Penghasil Sampah Plastik Nomor 2 di Dunia, JK Dukung Gerakan Bawa Botol Minum](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sampah-kiriman-katulampa-penuhi-kali-ciliwung-di-kawasan-kampung-melayu_20190108_203942.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sampah plastik kini menjadi masalah mendunia, tak ayal sebagai negara berpenduduk besar, Indonesia dinobatkan sebagai penghasil sampah plastik nomor 2 setelah Cina.
Indonesia diharapkan bisa melakukan inovasi untuk mengubah kebiasaan masyarakat terkait sampah plastik.
Salah satunya muncul gerakan membawa botol minum sehari-hari atau tumbler.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mendukung adanya gerakan itu.
"Jadi kalau minum Aqua ya lebih baik bawa sendiri botol plastik yang tebal, sehingga dapat dipakai berkali-kali botol itu. Jadi kalau dipakai berkali-kali botol itu, maka akan mengurangi efek daripada lingkungan disekitar yang kena plastik," ujar JK, saat memberikan sambutan dalam acara "Penganugerahaan Adipura dan Green Leadership" di Gedung Manggala Wanabakti KLHK, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019).
Ke depan, ujar JK, kebiasaan membawa tumbler itu, bisa menjadi trend di dunia.
"Banyak hal dan ini akan menjadi trend dunia, sekali lagi. Jadi kita harus merencanakannya, karena pasti akan menjadi tren dunia," harap JK.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti pernag menyebutkan kekhawatiran, di mana tahun 2030 jumlah sampah plastik akan lebih banyak daripada jumlah ikan di laut.
Baca: Hidayat Nur Wahid: Prabowo Berhasil Luruskan Kecurigaan dan Pesimisme Kepada Dirinya
"Kalau kita tidak selesaikan permasalahan ini tahun 2030, akan lebih banyak plastik daripada ikan di laut kita," ujar Susi saat memberikan keterangan Outlooks 2018 di Kantor KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).
Selain itu, kerugian yang dirasakan nanti dengan jumlah sampah yang menggunung adalah berkurangnya hasil pertanian.
"Setiap gali tanah, isinya kantong kresek," imbuh Susi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.