Jadi Menteri Terbaik Versi Majalah The Banker, Begini Respons Anggota Komisi XI DPR
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (16/1/2019).
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
![Jadi Menteri Terbaik Versi Majalah The Banker, Begini Respons Anggota Komisi XI DPR](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-keuangan-sri-mulyan-55.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (16/1/2019).
Dalam rapat itu, beberapa anggota Komisi XI DPR RI menyampaikan selamat kepadanya lantaran terpilih sebagai Finance Minister of the Year 2019 Global and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker.
Ucapan selamat itu awalnya diutarakan Anggota Komisi XI DPR fraksi Golkar, Mukhamad Misbakhun.
Baca: Menhan Ryamizard Ryacudu Bantah Isi Pidato Prabowo Subianto
"Selamat kepada Bu Menteri karena telah menjadi menteri terbaik di dunia. Ibu senyum, kalau terpilih jadi menteri ekonomi terbaik mudah-mudahan ekonomi kita diberikan apresiasi yang memadai," kata Misbakhun sebelum menanggapi data perkiraan kondisi ekonomi 2019 yang dipaparkan pemerintah di Ruang Rapat Komisi XI DPR.
Ucapan selamat juga diucapkan dari anggota lainnya, Sarmuji.
Walaupun memuji, nyatanya dia mengatakan Sri Mulyani belum mampu menjadi Menteri Keuangan terbaik di hatinya.
Baca: Belasan LGBT di Chechnya ditahan, dua di antaranya tewas
"Selamat juga Bu Menteri jadi Menteri terbaik di dunia. Sebenarnya hampir menjadi menteri terbaik di hatiku juga sebenarnya," kelakarnya.
Kemudian Sarmuji menjelaskan alasan Sri Mulyani gagal menjadi menteri keuangan terbaik di hatinya.
Dia menyebut masih ada defisit dalam keseimbangan primer menjadi alasannya.
Meski sudah mendekati 0, namun pemerintah artinya masih melakukan gali lubang tutup lubang dalam hal utang.
Baca: Lamaran Ditolak, Pemuda di Mojokerto Sebar Video Mesumnya dengan Mantan Kekasih yang Sengaja Direkam
"Ada yang harus saya sampaikan terutama pada keseimbangan primer. Meskipun hanya 0,01 persen mengalami defisit tetap saja defisit. Pertanyaannya kita mengapa tidak bisa surplus," kata Sarmuji.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.