Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Ma'ruf Amin Soal Sarung yang Setia Mewarnai Penampilannya

- Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin bercerita mengenai sarung yang akrab dengan kesehariannya.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Cerita Ma'ruf Amin Soal Sarung yang Setia Mewarnai Penampilannya
Tribunnews/JEPRIMA
Bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin saat berfoto bersama seusai menyerahkan syarat pencalonan menjadi presiden dan wakil presiden kepada Ketua KPU Arief Budiman (kanan) di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018). Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang diusung sembilan partai politik secara resmi mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin bercerita mengenai sarung yang akrab dengan kesehariannya.

Ya, sarung bisa dikatakan setia menemani setiap penampilannya.

Sarung kerap dikenakan Ma'ruf Amin setiap beraktivitas sehari-hari.

Disampaikan Ma'ruf saat menghadiri Deklarasi Santri Ngariung (Sarung) dan silahturahmi para ulama se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Baitul Arqom Pacet, Kabupaten Bandung, Sabtu (19/1/2019) malam.

Ma'ruf mengaku kerap ditanya kenapa kerap mengenakan sarung di acara-acara resmi yang dihadiri. Ia pun ditanya, jika terpilih jadi wakil presiden periode 2019-2014 apa tetap mengenakan sarung.

Baca: Adik Ahok Bicara Maruf Amin dan Arah Dukungannya di Pilpres 2019

"Saya ditanya, Kiai, kalau jadi wakil presiden apa tetap pakai sarung?" tutur Ma'ruf mengawali ceritanya.

BERITA TERKAIT

Di hadapan ribuan santri, ucap Ma'ruf, dirinya akan tetap menggunakan sarung. "Sepanjang tidak dilarang, saya akan terus pakai sarung, sampai kapanpun," kata Ma'ruf.

Ma'ruf mengungkapkan, saat bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pun tetap menggunakan sarung. Ia tak ingin menghilangkan jati dirinya sebagai santri dan ulama.

"Santri itu harus punya optimistisme, semangat. Bahwa santri itu bisa jadi apa saja. Bisa jadi Kiai, bisa jadi saudagar, karena banyak saudagar dari santri yang sukses. Bisa jadi pejabat, bisa jadi Bupati, Wakil Bupati, Gubernur," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas