Menkes: Cegah Kanker untuk Tekan Risiko Tingginya Biaya Pengobatan
Nila menyebutkan gaya hidup sehat tersebut sekaligus untuk mengurangi besarnya biaya yang harus dikeluarkan apabila mengidap kanker.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Di tengah peringatan hari kanker dunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari, Menteri Kesehatan Nila Moeloek terus mengingatkan untuk melakukan pencegahan kanker.
Langkah pencegahan tersebut disuarakan Kemenkes dengan program ‘CERDIK’ yang merupakan singkatan dari Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres.
Nila menyebutkan gaya hidup sehat tersebut sekaligus untuk mengurangi besarnya biaya yang harus dikeluarkan apabila mengidap kanker.
Beberapa tindakan yang biasanya dijalankan para pengidap kanker diantaranya operasi pengangkatan kanker maupun kemoterapi yang harganya fantastis.
Baca: Menkes Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup CERDIK Saat Peringatan Hari Kanker se-Dunia 2019
“Cost (biaya) kanker makin mahal karena ada bedah, radioterapi, kemoterapi semua costnya tinggi,” kata Nila di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).
Lebih lanjut Nila menyebutkan untuk jenis penyakit kanker yang dilayani dengan program jaminan kesehatan nasional (JKN) seperti BPJS Kesehatan, Pemerintah harus membayarkan sekitar Rp 2,7 triliun yang termasuk membuat defisit BPJS Kesehatan melambung.
“Saya kira saya bisa butuh komitmen untuk cegah kanker. Kanker adalah adalah nomor dua penyakit katastropik yang sangat membebani negara, akibat penyakit kanker ini Rp 2,7 triliun,” tutur Nila.
Tidak hanya kanker, Nila juga menekankan untuk mulai melakukan pencegahan penyakit lainnya yang dimulai dari diri sendiri, dan kemudian ditularkan ke orang-orang sekitar.
“Kemenkes selalu katakan awali dari diri kita, jaga teman kita dan jaga kesehatan bangsa kita, kalau kita semua BPJS gak ribut dengan defisitnya, yang bikin kepala kita pusing semua karena memang cost dari biaya penyakit di Indonesia ini luar biasa tingginya karena kelakukan kita semua,” pungkas Nila.