Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPK Cermati Dana Bantuan Kemenpora Kepada KONI Sebesar Rp 50 Miliar

Tim penyidik KPK melakukan pemeriksaan terhadap Ketua KONI Pusat, Tono Suratman, sebagai saksi untuk tersangka Ending Fuad Hamidy

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in KPK Cermati Dana Bantuan Kemenpora Kepada KONI Sebesar Rp 50 Miliar
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim penyidik KPK melakukan pemeriksaan terhadap Ketua KONI Pusat, Tono Suratman.

Tono dimintai keterangan sebagai saksi untuk tersangka Ending Fuad Hamidy selaku Sekretaris Jenderal KONI dalam penyidikan kasus dugaan suap penyaluran dana bantuan atau hibah dari pemerintah melalui Kemenpora untuk KONI.

"Penyidik mendalami keterangan saksi mengenai mekanisme pengajuan proposal dan kewenangan penggunaan dana bantuan dari Pemerintah melalui Kemenpora kepada KONI," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Rabu (6/2/2019).

Baca: Ditemukan Buku Pelajaran SD di Jombang Sebut NU Organisasi Radikal, Ini Sikap NU

Selain materi pemeriksaan tersebut, Febri menggariskan, KPK juga mencermati mekanisme bantuan dari Kemenpora ke KONI sebesar Rp50 miliar.

Rinciannya jelas Febri, yaitu dana pembiayaan Pengawasan dan Pendampingan (Wasping) tahap 1 Rp30 miliar, Bantuan kelembagaan KONI Rp16 miliar, dan Bantuan operasional KONI Rp4 miliar.

"Sehingga diduga total dana Kemenpora yang mengalir sebagai bantuan ke KONI di tahun 2018 adalah sejumlah Rp67,9 miliar," jelasnya.

Baca: Pengunjung Hotel Jarang Tahu, Intip Fakta Makanan Hotel yang Perlu Diketahui oleh Tamu

Berita Rekomendasi

Namun, Tono enggan membeberkan hasil pemeriksaannya terhadap dirinya saat keluar dari gedung KPK.

Sejauh ini, KPK telah mengidentifikasi dana Wasping tahap 2 dari Kemenpora ke KONI sebesar Rp17,9 miliar.

Adapun pembiayan Wasping tersebut mencakup antara lain, penyusunan instrumen dan pengelolaan database berbasis android bagi atlet berprestasi dan pelatih berprestasi multievent internasional.

Selanjutnya, penyusunan instrumen dan evaluasi hasil monitoring dan evaluasi atlet berprestasi menuju SEA Games 2019.

Baca: Komentari Putri Gus Dur Alissa Wahid yang Kritik Puisi Fadli Zon, Dedek Prayudi: Beliau Tidak Terima

Terakhir, penyusunan buku-buku pendukung wasping peningkatan prestasi olahraga nasional.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan 5 orang sebagai tersangka yang terbagi dua bagian. Pertama, sebagai penerima suap yakni Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Kemenpora sekaligus Ketua Tim Verifikasi Kemenpora untuk Asian Games 2018 Adhi Purnomo dkk, dan staf Kemenpora Eko Triyanto dkk.

Mulyana bahkan dijerat sebagai tersangka penerima gratifikasi. Kedua, pemberi suap yakni Sekretaris Jenderal KONI Ending Fuad Hamidy dan Bendahara Umum KONI Jhonny E Awuy.

Saat OTT pada Selasa (18/12/2018) malam hingga Rabu (19/12/2018) pagi, KPK menyita uang sebesar Rp318 juta, buku tabungan dan kartu anjungan tunai mandiri dengan saldo Rp100 juta atas nama Jhonny yang ada dalam penguasaan Mulyana, mobil Chevrolet Captiva biro milik Eko, dan uang tunai dalam bungkusan plastik putih sebesar Rp7 miliar di Kantor KONI Pusat.

KPK menduga, sebelumnya Mulyana juga sudah menerima satu mobil Toyota Fortuner pada April 2018, uang Rp300 juta dari Jhonny pada Juni 2018, dan satu telepon seluler merek Samsung Galaxy Note 9 pada September 2018‎.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas