Kemenpan RB Buka Pendaftaran PPPK 2019 Mulai Jumat Besok
Mantan tenaga honorer khusus yang berkecimpung di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian sudah mulai bisa mendaftar untuk PPK jumat ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan tenaga honorer khusus yang berkecimpung di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian sudah mulai bisa mendaftar untuk lowongan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahun 2019.
Pendaftaran akan dibuka, Jumat (8/2/2019).
Hal tersebut dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin, usai menemui Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Baca: Jokowi Janji Bangun 1.000 BLK di Pondok Pesantren
Ia menjelaskan proses pendaftaran difokuskan bagi mantan tenaga honorer yang berasal dari sejumlah bidang.
Namun, untuk kali ini pendaftaran tidak terhalang batasan umur.
"Besok sudah buka pendaftaran, paling diutamakan adalah guru honorer, tenaga kesehatan, tenaga penyuluh pertanian, kemudian tenaga-tenaga fungsi teknis lain yang umumnya mereka (terhalang) karena (faktor) umur," ujar Syafruddin, saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019).
Baca: Slamet Maarif Diperiksa soal Tabligh Akbar PA 212, Kuasa Hukum: Jangan Baper, Jangan Saling Lapor
Nantinya pendaftaran secara serentak itu akan dibuka hingga 23 Februari 2019.
Ia pun menyampaikan alasan di balik pemilihan waktu pendaftaran PPPK itu.
Perlu diketahui, peralatan yang akan digunakan untuk proses Computer Assisted Test (CAT), kata Syafruddin, tidak hanya dimiliki Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Namun, sebagian merupakan milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Sehingga pemilihan waktu tersebut sangat diperhitungkan Kemenpan RB.
Baca: Survei Populi Setelah Debat Perdana Pilpres 2019: Jokowi-Maruf Masih Unggul, Terpaut 23 Persen
"Karena peralatan dan sarana yang dipakai untuk (proses) itu kan kita menggunakan sarana yang dimiliki BKN dan sebagian dimiliki Kemendikbud," jelas Syafruddin.
Alat tersebut nantinya akan digunakan Kemendikbud untuk Ujian Nasional (UN) dalam waktu dekat.
"Maret, Dikbud sudah mempersiapkan untuk UN, jadi kita pakai bulan ini alatnya," kata Syafruddin.