Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Barongsai dan Liang Lion Ramaikan Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20

Puji syukur ke Hadirat Tian, Tuhan Yang Maha Esa, bahwa pada hari Minggu, 10 Februari 2019, untuk ke 20 (duapuluh) kalinya, Majelis Tinggi Agama

Penulis: FX Ismanto
zoom-in Barongsai dan Liang Lion Ramaikan Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Tarian Barongsai dan Liang Liong ramaian peringatan Tahun Baru Imlek Nasional untuk ke 20 kalinya yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), pada hari Minggu, 10 Februari 2019 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. 

TRIBUNNES.COM. JAKARTA - Puji syukur ke Hadirat Tian, Tuhan Yang Maha Esa, bahwa pada hari Minggu, 10 Februari 2019, untuk ke 20 (duapuluh) kalinya, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) kembali menyelenggarakan Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional, terhitung sejak Perayaan pertama, 17 Februari 2000, di era Presiden Republik Indonesia ke ~4, KH. Abdurrahman Wahid.

Barongsai dan Liang Lion Ramaikan Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20.
Barongsai dan Liang Lion Ramaikan Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pimpinan Pusat MATAKIN, Budi S. Tanuwibowo, yang juga merupakan Ketua Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional pertama ini mengatakan, "Saya masih sangat terharu mengenang momen itu. Gus Dur tidak saja begitu baik buat umat Khonghucu, tetapi sekaligus membuat sebuah sejarah baru dengan mendukung penyelenggaraan Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional yang pertama, dan yang orang jarang mengetahuinya juga Perayaan Capgomeh. Kita harus tetap mengingat jasa beliau dan mengenangnya, meski sekarang sudah banyak orang yang lupa atau malah mengaburkan. Tanpa Gus Dur tidak ada cerita soal Imlek seperti hari-hari ini".

Barongsai dan Liang Lion Ramaikan Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20.
Barongsai dan Liang Lion Ramaikan Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Lebih lanjut Budi menambahkan bahwa kita juga tidak boleh melupakan jasa-jasa Presiden Republik Indonesia ke -5, Megawati Soekamoputri yang konsisten hadir dalam Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional ke -3, -4 dan -5, dan bahkan di depan ribuan umat Khonghucu yang memadati Gedung PRJ, 17 Februari 2003, menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai Hari Nasional.

Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20.
Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Presiden Republik Indonesia ke 6, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono secara konsisten meneruskan kebijakan para pendahulunya. Sebagai presiden SBY tak pemah absen dan selalu hadir di Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional yang diselenggarakan MATAKIN sejak tahun 2005 sampai 2014. Bahkan kehadiran beliau sudah dimulai sejak SBY menjadi menteri dalam pemerintahan Gus Dur dan Megawati.

Baca: Tarra Budiman Akui Pernah Lihat Mak Vera Berjudi, Chand Kelvin Sempat Temani hingga Tidur di Toilet

Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20
Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20 (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Seperti kelaziman pada penyelenggaraan perayaan-perayaan Tahun Baru Imlek sebelumnya, Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional ke -20 ini juga mengusung tema yang sekaligus menjadi pesan resmi MATAKIN. Tema atau Pesan tahun ini adalah, "Penimbunan kekayaan akan menimbulkan perpecahan diantara rakyat, tersebamya kekayaan akan menyatukan rakyat".

Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20.
Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Menurut Ketua Harian Dewan Rohaniwan/Pimpinan Pusat MATAKIN, yang dalam hal ini juga merupakan Ketua Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional ke 20 kali ini, tema itu terinspirasi oleh masih tingginya jumlah penduduk yang masih di bawah Garis Kemiskinan. Secara persentasi, menurut data BPS September 2018 masih 9,66% dari populasi. Ini artinya ada 25 jutaan yang hidup dengan penghasilan 470 ribu rupiah per bulan/per kapita. Ini jelas persoalan serius dan bukan persoalan yang ringan dan mudah diatasi.

Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20.
Perayaan Imlek Tingkat Nasional MATAKIN ke 20. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Terkait hal di atas, MATAKIN menghimbau dan mengingatkan kita semua untuk lebih peduli dan saling bantu-membantu. Budaya gotong-royong harus digalakkan kembali, tentu dengan variasi disana-sini. Para tokoh agama sebagai pimpinan informal, wajib membantu penyelesaian masalah ini dalam ani tidak jemu-jemunya untuk selalu mengingatkan masyarakat.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas