Rocky Gerung Tentang ILC Semalam: Tumben Nusron Wahid Tumpul Malam Ini, Mahfud MD Absen
"Karena setiap orang bisa menambahkan dan mengurangi kasus itu," kata Rocky Gerung.
Editor: Choirul Arifin
![Rocky Gerung Tentang ILC Semalam: Tumben Nusron Wahid Tumpul Malam Ini, Mahfud MD Absen](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rocky-gerung-penuhi-panggilan-polda_20190201_211025.jpg)
Laporan Reporter Warta Kota, Hertanto Soebijoto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rocky Gerung (60) tampil santai di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di Tvone pada Selasa (12/2/2019) malam. Tidak seperti biasanya yang "garang" dan kadang meledak-ledak, semalam mantan dosen Universitas Indonesia itu tampil kalem.
Salah satu pendiri Setara Institute kelahiran Manado itu langsung menyentil Nusron Wahid saat mengawali pemaparannya. "Tumben Nusron tumpul ke saya malam ini," katanya, sambil melirik ke arah Nusron Wahid.
Ahli filsafat itu mengatakan, problem hukum di Indonesia bukan menguraikan kasus. "Karena setiap orang bisa menambahkan dan mengurangi kasus itu," kata Rocky.
Menurut Rocky Gerung, problem kita hari ini membuktikan bahwa jaminan terhadap keadilan itu harus bisa diterima oleh semua orang.
Supaya lebih netral, kata dosen program pascasarjana--salah satu mahasiswa yang dibimbingnya adalah aktris Dian Sastrowardoyo - bukan kita yang mengevaluasi hukum kita, tapi kita memakai kacamata luar.
Baca: Jusuf Kalla Akui Pernyataan Prabowo Ada Anggaran yang Bocor, Tapi Kata Dia Hitung-hitungannya Keliru
Sama seperti akuntasi, kata Rocky, audit oleh eksternal itu jauh lebih bermutu daripada audit internal.
Rocky mengatakan, kalau kita memakai audit eksternal, misalnya kita memakai misalnya teropong dari lembaga-lembaga hak asasi internasional yang menemukan bahwa indeks demokrasi kita juncto indeks hak asasi manusia, turun.
"Sekarang kita bertanya. Bukankah dipromosikan ada penegakan hukum? Kalau ada penegakan hukum, seharusnya indeksnya tidak turun," katanya.
Baca: Viar: Bisnis Sepeda Listrik Tak Menarik Digeluti
Salah seorang ilmuwan filsafat, salah satu bidang kajiannya adalah filsafat feminisme itu, kalau terjadi paradoks bahwa ada penegakan hukum tapi indeks demokrasi kita turun, artinya penegakan hukum kita otoriter.
"Kalau ada penegakan hukum dan indeks demokrasi kita naik, itu artinya penegakan hukum yang demokratis," kata Rocky Gerung.
Ditegur Bank Dunia
Rocky Gerung mengatakan, mengapa, misalnya, World Bank menegur pemerintah Indonesia dalam soal infrastruktur? Ternyata, kata Rocky, karena ada kontrak swasta yang dibatalkan, karena BUMN masuk.
"Kan itu nggak fair. Jadi dari kacamata luar, cermin luar kita tahu kita punya masalah. Karena itu (pemerintah Indonesia) ditegur. Nah, teguran (World Bank) itu pasti tidak ada urusannya dengan Pilpres," kata Rocky Gerung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.