Ketika Ali Imron Pelaku Bom Bali I Minta Maaf kepada Para Korban Terorisme
Ali Imron mewakili teman-temannya, baik yang sudah tobat maupun yang masih radikal, menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarga korban
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Deodatus Pradipto
Laporan wartawan Tribunnews.com Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ali Imron, pelaku Bom Bali I meminta maaf kepada para korban aksi terorisme.
Permintaan maaf ini dia sampaikan kepada Vivi, seorang perempuan korban Bom Hotel JW Marriot 2003, pada peluncuran sekaligus bedah buku empat karya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius di Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Dalam acara bedah buku itu, hadir pula Ali Imron, pelaku Bom Bali I.
Vivi dan Ali Imron sempat saling mengungkapkan pernyataan masing-masing.
Ali meminta maaf atas apa yang pernah ia dan rekan-rekannya lakukan dan akhirnya menimbulkan dampak trauma berkepanjangan dan luka yang membekas bagi para korban.
Wajahnya terlihat menunjukkan penyesalan, ia mencoba merangkai kata-kata yang penuh makna permohonan maaf.
Ali mewakili teman-temannya, baik yang sudah tobat maupun yang masih berpikiran radikal, menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarga korban.
Wajahnya terlihat sedih dan ia mengarahkan pandangannya ke posisi Vivi berdiri, arah tubuhnya pun demikian.
Ia memberikan penghormatan kepada orang di hadapannya itu yang harus menjadi korban dari pemahaman ilmu agama yang salah.
"Mbak Vivi, meskipun saya ketika kejadian itu sudah di penjara, tetapi saya perlu mewakili kawan-kawan, baik yang sudah sadar ataupun yang belum sadar, jadi yang paling dalam, kami mohon maaf sebesar-besarnya karena pernah terlibat aksi terorisme," kata Ali Imron.
Ali Imron menempatkan dirinya berada pada posisi sebagai korban saat mencoba untuk memisahkan diri dari pemahaman salah yang dipegang teguh oleh dua kakaknya.
Ali mencoba memilih untuk 'bersahabat' dengan para korban bom dan kembali pada Pancasila.
"Kemudian perlu kawan-kawan juga ketahui bahwa saya pribadi ini juga korban berat, artinya ketika saya memutuskan (tobat) saya harus bertentangan dengan dua kakak saya, saya juga melihat (sisi) bagaimana dengan korban," kata Ali.