Wawancara Komjen Pol Arief Sulistyanto Terkait Pemecatan 13 Taruna Akpol
Selanjutnya harus memberikan efek deterensi. Ini (kekerasan) sudah bertahun-tahun dilarang, tapi kok terjadi lagi terjadi lagi?
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
Saya berpikir ini jadi suatu momentum yang baik bagi saya sendiri sebagai kalemdiklat, serta ini memberikan warning kepada taruna.
Yang menurut saya akpol itu awal dari pembentukan calon pemimpin polri masa depan.
Jadi, apakah langkah ini semacam pembenahan Lembaga Pendidikan Polri, terutama Akpol?
Kalau ini tidak dibenahi, ini taruhannya masa depan polri. Berbagai macam latar belakang ini yg disamakan semua.
Akpol itu institusi terbaik untuk menciptakan perwira. Akpol ini muird-muridnya dididik menjadi pemimpin.semua harus diserahkan tanggung jawabnya ke institusi pendidikan.
Saya sebagai kalemdiklat harus menjamin seluruh proses, berlangsung dengan baik, dengan benar, dan terjaga dengan benar. Ini tugas yg sangat mulia. Kita akan menyiapkan pemimpi-peimpin polri yang sangat baik, menciptakan pemimpin-pemimpin yang berkualitas.
Kalau tidak disiapkan ini dengan baik, aspek knowledgenya, mereka akan tergerus dengan tantangan zaman ini. Termasuk bagaimana membangun tradisi kehidupan taruna dengan era saat ini. Pengasuhnya ini jauh dengan saya dan gubernur akpol secara umur.
Kita tidak ingin anak-anak ini, dia berasal dari generasi milenial. Ternyata pembinanya berasal dari generasi yg tertekan, dan ketika mereka berada di luar. Bulan depan, saya akan kumpulkan para pembina, brain storming apa yg kita lakukan. Tidak hanya memberikan knowledge saja.
Apakah anda memperhitungkan risiko membehentikan ke-13 taruna, yang katanya juga ada anak jenderal di dalamanya?
Setiap keputusan pasti ada risikonya, dan saya tidak ingin gara-gara kita ragu-ragu mengambil risiko menjadi suatu yang tidak menentu, dan kapolri pun sudah siap mengambil risiko.
Betulkah informasi yang menyebut ada taruna yang diberhentikan itu, orangtunya petinggi?
Ada dua anak jenderal, dan dua anak Komisaris besar.
Apakah ada permohonan mungkin dari orangtua mereka, supaya anaknya tidak dicopot?
Siapa pun orangtuanya, dan apa pun kedudukannya, latar belakangnya tidak mengehendaki anak-anaknya dikeluarkan di akpol.
Secara formal, apakah mereka ada yang menghubungi atau berkirim surat kepada kapolri atau Kalemdikpol untuk anaknya tidak dicopot?
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.