Jokowi Sebut Dana Riset dan Pengembangan yang Dialokasikan Pemerintah Mencapai Rp 26 Triliun
Menurutnya, riset dan pengembangan perlu ditangani satu lembaga besar agar arah dan target yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk riset dan pengembangan saat ini sudah mencapai Rp 26 triliun.
Menurutnya, riset dan pengembangan perlu ditangani satu lembaga besar agar arah dan target yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
"Tembakannya tepat, sehingga inovasi negara ini bisa muncul, muncul, muncul, muncul," papar Jokowi seusai menerima CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/201).
Menurut Jokowi, saat ini anggaran untuk riset dan pengembangan tersebar di kementerian serta lembaga negara. Kondisi ini, membuat fokusnya menjadi tidak satu titik, melainkan banyak hal.
"Jadi sudah gede sebetulnya anggarannya, meskipun ke depan kita ingin mengembangkan," kata Jokowi.
Baca: Jokowi Minta Pendukungnya Setop Uninstall Bukalapak
Dalam meningkatkan riset dan pengembangan, Jokowi pun menyampaikan pemerintah telah membahas pengurangan pajak bagi perusahaan swasta yang melakukan pengembangan sumber daya manusia serta berinovasi.
"Kita harus mendorong dan mendukung baik yang namanya Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak untuk memajukan ekonomi kita semuanya kita dorong dan start up," kata dia.
Diketahui, beberapa hari kebelakang, bos Bukalapak menjadi pembicaraan di dunia maya sejak Kamis (14/2/2019), bahkan muncul tagar Uninstall Bukalapak.
Tagar UninstallBukaLapak ramai diperbincangkan di linimasa Twitter pasca CEO Bukalapak, Achmad Zaky mem-posting cuitan yang menyinggung soal "presiden baru".
Zaky mengkritik anggaran untuk riset dan pengembangan atau research and development (R&D) yang dinilainya masih kecil.
Pria asal Solo itu juga memaparkan data pada tahun 2016 yang menunjukkan anggaran R&D Indonesia tertinggal dari negara lainnya.
"Di akhir tweet Zaki menyebutkan soal presiden baru. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Zaky dalam cuitan yang sudah dihapus itu.
Ia juga menyebut industri 4.0 itu omong kosong. "Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (merujuk hanya US$ 2 miliar)," tulisnya.